cinta ditengah Gelombang penjajahan

Fajar Sidik Triyanto
Chapter #22

Tahun-tahun yang Berlalu

Bab 22: Jejak yang Tersisa

Adegan 1: Tahun-tahun yang Berlalu

Setting: Markas perlawanan, tahun 1945. Sudut-sudut ruangan menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan perjuangan yang panjang. Poster-poster perjuangan, peta-peta, dan dokumen-dokumen bertebaran di meja. Suasana tampak penuh harapan tetapi juga melelahkan.

Narator: (suara latar) "Bertahun-tahun telah berlalu sejak peristiwa-peristiwa yang mengubah nasib banyak orang. Perjuangan untuk kemerdekaan masih berlanjut, dan setiap individu yang terlibat memiliki jejak yang tersisa dalam cerita besar ini. Prabowo, Amara, dan Ernest—mereka semua kini menghadapi tantangan baru, dalam dunia yang telah berubah seiring waktu."

Adegan 2: Kembalinya Ernest

Setting: Kantor Prabowo di markas perlawanan. Ernest berdiri di depan meja Prabowo, yang tampak lebih tua dan lelah setelah bertahun-tahun bertempur.

Ernest: (dengan nada penuh hormat) "Panglima Prabowo, aku kembali setelah bertahun-tahun. Perjuangan kami telah berubah, tetapi tujuan kami tetap sama—kemerdekaan bangsa."

Prabowo: (memandang Ernest dengan rasa hormat dan sedikit keheranan) "Ernest, aku tidak mengira kamu akan kembali setelah semua yang telah terjadi. Apa yang membawamu kembali ke sini?"

Ernest: (dengan penuh tekad) "Aku merasa ada yang belum selesai. Aku ingin membantu menyelesaikan perjuangan ini, terutama setelah semua yang terjadi antara kita."

Prabowo: (mengangguk) "Kami sangat membutuhkan semua tangan yang bisa kami dapatkan. Aku senang kamu kembali dan siap untuk melanjutkan perjuangan ini."

Adegan 3: Pertemuan dengan Amara

Setting: Rumah Amara, yang telah berubah menjadi tempat perlindungan untuk para pejuang. Amara, sekarang lebih dewasa dan penuh pengalaman, sedang duduk di ruang tamu ketika Ernest dan Prabowo masuk.

Amara: (melihat Ernest dan Prabowo, terkejut dan emosional) "Ernest! Dan Prabowo! Tidak pernah kubayangkan kalian akan kembali ke sini."

Prabowo: (dengan nada tegas) "Amara, kami kembali untuk melanjutkan perjuangan. Semua telah berubah, dan kami membutuhkan dukunganmu."

Amara: (dengan nada cemas) "Perjuangan ini sangat melelahkan. Tapi, aku akan selalu ada untuk membantu. Ada banyak yang harus kita lakukan untuk memastikan masa depan bangsa."

Ernest: (menatap Amara dengan penuh rasa) "Amara, aku kembali bukan hanya untuk perjuangan. Aku kembali untuk menghadapi semua yang telah terjadi dan melanjutkan apa yang telah kita mulai."

Adegan 4: Konflik Internal

Setting: Ruang kerja Amara, malam hari. Amara, Prabowo, dan Ernest duduk di meja perundingan. Ada suasana tegang saat mereka merencanakan strategi baru.

Amara: (dengan ekspresi tegas) "Kami harus mengatasi perpecahan di antara kami dan menyatukan semua kekuatan untuk melawan musuh. Tidak ada waktu untuk konflik pribadi."

Prabowo: (mengangguk) "Amara benar. Kemerdekaan bangsa lebih penting dari segala hal pribadi. Kami harus fokus pada tujuan kami."

Lihat selengkapnya