cinta ditengah Gelombang penjajahan

Fajar Sidik Triyanto
Chapter #32

Surat Kilat Jenderal Sudirman

Bab 32: Surat Kilat Jenderal Sudirman

Setting: Situasi semakin genting di Yogyakarta. Agresi militer Belanda terus meningkat, dan kekuatan pasukan Indonesia mulai terdesak. Jenderal Sudirman, yang tetap teguh meski dalam kondisi kesehatan yang menurun, mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan pertahanan Indonesia. Dia mengeluarkan surat kilat yang mengisyaratkan agar Divisi Siliwangi segera kembali ke Jawa Barat.

Adegan 1: Surat yang Tiba di Tengah Malam

Rumah Prabowo di Yogyakarta tampak tenang di luar, namun di dalam rumah, Prabowo dan Amara merasakan ketegangan yang meningkat. Belanda terus menekan, dan setiap hari pertempuran semakin sengit. Malam itu, Prabowo sedang duduk di ruang kerjanya, mempelajari peta dan strategi perang. Di luar, angin bertiup kencang, membawa hawa dingin yang tak biasa.

Amara masuk dengan membawa secangkir kopi untuk Prabowo, mencoba memberinya semangat di tengah beban yang ia pikul. Namun, ketenangan itu segera terganggu ketika seorang kurir militer tiba dengan tergesa-gesa.

Kurir: (Dengan napas terengah-engah) "Panglima! Ini surat kilat dari Jenderal Sudirman. Disampaikan dengan perintah segera."

Prabowo mengambil surat itu dengan ekspresi serius. Dia membuka amplop dan membaca dengan seksama. Amara berdiri di sampingnya, melihat perubahan ekspresi suaminya yang semakin tegang.

Prabowo: (Setelah membaca surat itu) "Ini perintah dari Jenderal Sudirman. Dia memerintahkan Divisi Siliwangi untuk segera kembali ke Jawa Barat. Situasi di Yogyakarta semakin berbahaya, dan kita perlu memperkuat pertahanan di Jawa Barat."

Amara: (Dengan suara penuh kekhawatiran) "Apa ini berarti kita harus meninggalkan Yogyakarta?"

Prabowo: (Mengangguk perlahan) "Ya. Jenderal Sudirman melihat ancaman besar di sini. Yogyakarta mungkin segera jatuh ke tangan Belanda. Kita harus mundur dan kembali ke Jawa Barat, di mana kita bisa melanjutkan perlawanan."

Adegan 2: Kesiapan Pasukan Siliwangi

Keesokan harinya, Prabowo mengumpulkan para komandan Divisi Siliwangi untuk memberi instruksi terkait perintah Jenderal Sudirman. Suasana markas penuh dengan ketegangan, tetapi semangat perjuangan tetap menyala di mata setiap prajurit.

Prabowo: (Berdiri di depan para prajurit) "Kawan-kawan seperjuangan, kita telah menerima perintah langsung dari Jenderal Sudirman. Situasi di sini semakin genting, dan kita diperintahkan untuk kembali ke Jawa Barat. Ini bukan langkah mundur, ini adalah strategi untuk memperkuat perlawanan kita di wilayah yang lebih strategis."

Para komandan mendengarkan dengan penuh perhatian, mengangguk tanda setuju. Mereka tahu bahwa perintah ini bukanlah hal yang mudah, tetapi mereka juga memahami pentingnya langkah ini untuk kelangsungan perjuangan.

Komandan 1: "Kapan kita akan bergerak, Panglima?"

Lihat selengkapnya