Cinta Feirin

Tika Lestari
Chapter #2

Pesta

"Pang, lama amat sih, kamu udah sampai mana? Aku nunggu sampai lumutan ini," Feirin menghimpit ponselnya diantara telinga dan pundaknya.

Nunggu sampai lumutan gimana? Orang Feirin masih pasang bulu mata palsu.

"Sabar kali Fe, ini masih siap-siap aku, bentar lagi otw," ucap Pamungkas.

"Pasti kamu masih di kamar mandi, gitu aja bilang otw," cerocos Feirin.

"Anjir, kamu pasang cctv ya? Tau aja kalau lagi bugil," ucap Pamungkas sembrono.

Feirin hiperbolis seakan muntah mendengar ucapan Pamungkas.

"Plis buruan, aku gamau terlambat terus jadi pusat perhatian."

Feirin segera mematikan panggilannya dengan Pamungkas. Kemudian menutup layar ponselnya yang menunjukan potret dirinya dengan seseorang yang baru saja ditelponnya.

Malam ini Feirin menghadiri pesta kantor guna merayakan anniversary ke 7 tahun. Feirin merupakan editor majalah fashion, sementara Pamungkas seorang fotografer. Mereka bekerja di satu perusahaan meskipun beda lini.

Perkenalan mereka terjalin sudah 5 tahun. Pamungkas lebih dulu bekerja di kantor tersebut. Bisa dibilang Pamungkas ikut serta "mbabat alas". Sedangkan Feirin baru gabung setelah 2 tahun kantor berdiri.

Kurang lebih setengah jam Feirin dandan, langkah kakinya segera turun dari tangga rumahnya. Menyapa sang mama yang saat itu lagi sibuk dengan laptopnya.

"Ma, nggak usah nunggu Fefe ya, nanti pulang malem," ucap Fefe sambil kecup pipi mamanya.

"Sama Pamungkas?" tanya Mama.

"Iya Ma, biar gak ribet," ucap Feirin.

"Ada grab, ada uber, taksi kalau mau," jelas Mama.

"Mama nggak usah mulai deh," cegah Feirin untuk tak melanjutkan ucapannya.

"Masih lanjut aja ngegantung anak orang," sindir Mama.

Lagi-lagi kalau direspon bakal lanjut nih. Feirin sebenarnya bosan kalau terus-terusan memiliki hubungan yang jalan ditempat seperti ini. Pamungkas memang perhatian sama Feirin, bahkan kalau orang baru kenal, pasti udah beranggapan mereka pacaran.

Tapi baik Pamungkas atau Feirin sama-sama diam sama hubungan mereka. Pamungkas hanya beranggapan kalau Feirin itu tidak benar-benar serius. Sementara Feirin juga beranggapan kalau Pamungkas belum bisa diajak berkomitmen.

Honda Brio warna hitam sudah berada di depan pagar rumah Feirin. Setelah menutup pintu pagar, langkah kakinya langsung masuk ke dalam mobil yang di dalam sudah ada Pamungkas.

"Ganteng banget sih Pang," ucap Feirin jujur.

"Aku ngimbangin kamu Fe, masa iya jalan bareng kamu gak ganteng," ucap Pamungkas terang-terangan.

Semburat pink merona di wajah Feirin. 5 tahun dekat dengan Pamungkas ya masih aja merasa tersipu buat digombalin.

Lihat selengkapnya