Cinta Feirin

Tika Lestari
Chapter #3

Room Karaoke

Jonathan memasuki area persidangan dengan tenang. Siang ini dia harus menemani klien yang berurusan dengan pinjaman online. Kalau bukan karena kenal dengan orang tuanya, Jonathan segan buat menemani berdua. Tau sendiri kalau menemani bocil, ada aja yang jadi modusan. Bukan Jonathan yang modus, tapi bocah kecil yang modusin Jonathan.

Jonathan sendiri heran, anak orang kaya kok bisa terlilit pinjaman online. Bahkan sampai jadi buronan deep collector. Harusnya orang tua bisa sewa pengacara, pasti lebih-lebih ngasih jajan anak. Tapi kasus ini beda, bocah kecil yang bernama Bella ini sungguh keterlaluan. Hutang pinjaman online buat traktir teman kampus, alasannya supaya Papa dia bisa perhatian.

Papa Bella merupakan dosen strata satu Jonathan yang bernama Pak Basuki. Harusnya Pak Basuki mampu menutup hutang Bella atau mengurus deep collector. Tapi Pak Basuki ingin memberi efek jera sama Bella, dengan pura-pura cuek. Padahal Jonathan yang saat ini kelabakan.

"Bang Jo, tuh orang yang nabrak mobil aku," jelas Bella saat tau kedatangan Jonathan.

"Klien bapak kalau tidak kabur, pasti tidak akan ada insiden seperti ini," jawab deep collectornya.

Jonathan yang tau permasalahan sebenarnya memotong pembicaraan. Lebih baik mengajak mereka masuk ke ruang persidangan saja. Biar jaksa yang memutuskan duduk perkaranya.

Di ruang sidang, hanya dihadiri beberapa orang saja. Deep collector yang bernama Gerry itu datang sendirian untuk memberikan saksi. Sementara Bella datang membawa Jonathan sebagai pengacaranya.

"Heran, bisa sewa pengacara tapi gak bisa bayar pinjol," ucap Gerry.

Bella yang merasa disindir, hendak memukul tangan Gerry yang cedera. Untung saja Jonathan sigap menghalangi tangan Bella.

"Pak Gerry, kenapa anda menabrak mobil Mbak Bella dengan sengaja," tanya jaksa.

"Kalau dia tidak kabur, saya tidak akan mengejar dia Pak," jawab Gerry.

"Bapak tau, kalau menagih pinjaman online tidak boleh di jalan, karena membahayakan," jelas jaksa.

"Ya tau Pak, tapi Mbak Bella selalu bohong, bilang mau bayar, tapi tak kunjung bayar, saya kan juga ditagih perusahaan tentang kinerja saya ini," jelas Gerry frustasi.

"Pak Gerry sudah pernah datang ke rumahnya?" tanya jaksa.

"Saya dikasih alamat palsu, nah pas tau plat nopol mobilnya, saya ikuti lah," jelas Gerry.

Bella ketahuan pas pamer mobilnya di instagram. Gerry terbilang cerdas, mencari akun sosial media Bella yang kebetulan tidak memakai nama alay. Tapi sialnya, Gerry melakukan penagihan di jalan raya. Tangannya cidera karena menabrak mobil Bella. Harusnya sih Bella yang tanggung jawab sama keadaan Gerry. Tapi Bella berkelit dengan niatan Gerry yang menagih di jalan raya. Daripada ambil pusing, biarlah urusan persidangan, terlalu ngeri kalau Gerry harus ganti rugi mobil Bella.

Untung saja dibalik persidangan ini, sebelumnya sudah diatur oleh Jonathan. Jaksa mengenal Jonathan, apalagi pas Jonathan menyebut Pak Basuki. Siapa yang tidak kenal Pak Basuki, selain dosen universitas beliau juga pengacara kondang. Di sisi lain Gerry pun memahami, diam-diam di belakang Bella, Pak Basuki melunasi hutang Bella. Tidak hanya itu, Pak Basuki juga menanggung biaya pengobatan Gerry. Jadi persidangan ini, hanya bertujuan untuk memberi efek jera pada Bella.

Akhir persidangan diputuskan damai. Bella juga bersalah dalam hal ini karena berencana menghindari kewajiban. Usai persidangan Bella mendapat pesan dari Pak Basuki, semua isi ATM Bella di blokir. Kendaraan Bella juga harus terparkir rapi. Bella dilarang keluar rumah selama liburan kuliah ini.

Usia mengantar Bella pulang, Jonathan segera pergi menuju kampus. Dia ada kelas sore untuk mata kuliah politik hukum. Selain itu Jonathan berencana menemui Pak Basuki secara langsung mengenai kasus yang dialami Bella.

Lihat selengkapnya