Cinta Gadis Dalam Senyap Lara

Moycha Zia
Chapter #9

Chapter #9 Pengkhianatan yang Terungkap

Michael mundur selangkah, terkejut dengan intensitas emosi Erisa. Ia belum pernah melihat Erisa semarah ini.

Keyrine mendekat berlutut di depan Erisa, ia sambil terisak, “Ka, maafkan aku. Aku tahu ini salah. Aku sungguh menyesal. Aku di paksa, aku takut dan tidak punya lkeberanian untuk menolak Michael. Aku pengecut, Kak. Aku tahu.”

Erisa menggelengkan kepala. Air mata kembali mengalir deras, “Pengecut? Atau pengkhianat, Keyrine? Kau adikku! Saudara kandungku! Kau berjanji akan menjagaku dan Martyn! Tapi kau menikam kami dari belakang! Apa bedanya kau dengan orang asing yang mengambil harta kami?”

Kata-kata pengkhianat seperti belati tajam yang menusuk jantung Keyrine. Ia tersentak, tangisnya semakin pecah. Michael mencoba menenangkan Keyrine, tapi Erisa mengangkat tangan mengisyaratkan Michael untuk tidak mendekat.

Erisa melangkah mundur, lalu menarik Martyn untuk berdiri di belakangnya. Bahasa isyaratnya kini tegas penuh keputusan, “Aku tidak bisa lagi tinggal di sini.”

Michael panik, “Apa?! Erisa, jangan! Kau mau pergi kemana? Martyn juga! Kalian tidak punya tempat lain!”

Tatapan Erisa kini dingin menembus Michael, “Itu bukan urusanmu. Aku akan mencari jalan. Kami akan pergi.

Keyrine mencoba meraih kaki Erisa dengan putus asa, “Kakak! Jangan! Kumohon! Jangan tinggalkan aku! Aku tidak akan mengulanginya! Aku berjanji! Aku akan mencari cara untuk menebusnya!”

Erisa menepis tangan Keyrine dengan lembut, namun tegas. Air mata masih mengalir, namun kini ada kekuatan dalam dirinya, “Sudah terlambat, Keyrine. Kepercayaan sekali pecah, sulit untuk di sambung kembali. Kau sudah menghancurkannya.”

Erisa berbalik dengan menarik Martyn yang masih kebingungan, namun patuh. Ia melangkah menuju pintu depan. Martyn melambaikan tangan kecilnya ke arah Keyrine, seolah mengucapkan selamat tinggal yang tidak ia mengerti.

Michael berlari menghampiri pintu, “Erisa! Pikirkan baik-baik! Di luar sana berbahaya untuk kalian berdua.”

Erisa berhenti di ambang pintu menoleh ke belakang menatap Michael dan Keyrine yang kini berpelukan dalam tangis mereka. Ada campuran kesedihan pada matanya.

Erisa dengan bahasa isyaratnya suaranya seolah bergaung dalam keheningan, “Bahaya di luar tidak lebih menyakitkan daripada pengkhianatan di dalam rumah sendiri.”

Dengan itu Erisa membuka pintu dan melangkah keluar, menyeret Martyn bersamanya meninggalkan Michael dan Keyrine yang terisak di dalam rumah, di hantam oleh penyesalan dan konsekuensi dari pilihan pahit mereka. Senja mulai turun menelan siluet Erisa dan Martyn yang perlahan menjauh, serta membawa luka yang dalam dan harapan yang entah kemana akan mereka sandarkan.

 

Lihat selengkapnya