Cinta Gadis Dalam Senyap Lara

Moycha Zia
Chapter #11

Chapter #11 Citra yang Tercoreng

Keyrine menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk di ikuti Michael. Suara lonceng pintu bergemerincing menarik perhatian Erisa.

Erisa berbalik dan matanya langsung bertemu dengan Keyrine dan Michael. Wajahnya seketika menegang, senyumnya luntur. Martyn merasakan perubahan pada Erisa, lalu menatap ke arah pintu dengan polos.

Keyrine dengan suaranya yang bergetar, namun air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, “Ka, Kak Erisa …”

Erisa tidak menjawab. Ia hanya menatap Keyrine dan Michael dengan dingin yang membuat hati Keyrine semakin perih. Bu Sari melihat kedatangan mereka mulai berjalan mendekat dengan wajah yang tidak bersahabat.

Bu Sarir menatap Michael dan Keyrine secara bergantian, “Ada apa kalian kemari?”

Michael berusaha tersenyum, namun terlihat canggung, “Kami ingin bertemu dengan Erisa dan Martyn, Bu Sari. Kami ingin bicara.”

Keyrine melangkah maju mendekati Erisa. Air mata mulai menetes, “Kak, aku mohon pulanglah. Kita bicara di rumah. Aku sangat meyesal.”

Erisa dengan bahasa isyarat sambil menahan emosi, “Pulang? Ke rumah yang mana, Keyrine? Rumah kita sudah tidak ada. Kau sudah menjualnya.”

Keyrine tersentak, tiba-tiba tangisnya pecah. Michael cepat-cepat mendekat mencoba menenangkan Keyrine sambil menatap Erisa.

Michael berbicara dengan Erisa, “Erisa, kami tahu ini salah besar. Kami sangat menyesal. Ini tidak akan terjadi lagi. Kami akan mencari cara memperbaiki semuanya. Martyn, dia butuh kalian berdua di rumah.”

Keyrine mengangkat kepala dengan menatap Erisa sambil matanya memohon, “Kakak, aku berjanji akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahan ini. Aku akan mencari cara untuk mengembalikan rumah itu, atau kita cari rumah baru bersama. Asal kalian kembali, aku merindukanmu, Kak. Aku merindukan Martyn. Rumah terasa sangat kosong tanpamu.”

Martyn yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, kini mulai merasakan kesedihan yang mendalam. Ia menatap Erisa, lalu menatap Keyrine dengan wajah yang bingung.

Erisa menghela napas panjang. Ada keraguan di matanya, kerinduan yang samar, namun juga luka yang begitu dalam. Ia melihat Ibu Sari yang hanya diam membiarkan Erisa mengambil sebuah keputusan untuk dirinya sendiri.

Erisa melihat Keyrine dan Michael secara bergantian. Ia melihat ada penyesalan di wajah mereka, namun luka pengkhianatan itu terlalu dalam.

Lihat selengkapnya