Cinta Halal Arina

Amanda Chrysilla
Chapter #12

Dua Belas: Kepergian

Ayah meninggal. Serangan jantung. Seluruh rumah gempar. Aku terpaku di tempat, tak mau bersuara. Otakku masih berusaha mencerna apa yang sedang terjadi di depan mataku. Ibu menangis. Kak Yunda menangis. Adik laki-lakiku yang sedang mengikuti sekolah pesantren di Jawa ditelepon, dia akan segera pulang ke rumah. Beberapa tetangga berhamburan masuk ke rumah kami sambil menyatakan belasungkawa. Masjid di kompleks perumahan kami mengumumkan kepergian Ayah.

Oh, Ayah sungguhan meninggal. Seluruh tubuhnya ditutupi kain putih. Lubang hidungnya disumpal kapas. Kedua ponakan perempuanku, anak-anak Kak Yunda, berlarian ke sana kemari, tak memedulikan kakek mereka yang telah terbujur kaku.

Ibu memelukku, Kak Yunda memelukku, kami bertiga berpelukan. Suara tangis terdengar nyaring di telingaku, begitu dekat dan memekakkan. Tubuh Ibu bergetar hebat dalam pelukanku, dialah yang paling merasa kehilangan, Ayah adalah belahan jiwa Ibu. Aku mengusap-usap punggung Ibu, mencoba menenangkannya. Aku tak bisa seperti Ibu dan Kak Yunda yang menangis terisak-isak. Air mataku memang mengalir deras sedari tadi tetapi aku menangis tanpa suara. Mungkin suaraku telah pergi mengikuti Ayah.

Aku harus kuat. Demi Ibu.

 

Lihat selengkapnya