Di sela masa berkabung, aku memperoleh sebuah kabar baik melalui grup WhatsApp khusus komunitas pengajian yang kuikuti bersama Ibu dan Kak Yunda. Ada lowongan kerja sebagai tata usaha di SD Islam Terpadu (SDIT) yang berlokasi di dekat kompleks perumahan kami. Bu Yuni, orang yang menyebarkan informasi tersebut di grup chat, menghubungiku secara pribadi dan mengatakan bahwa lowongan kerja tata usaha itu cocok sekali untukku. Dia bilang, aku bakal direkomendasikan kepada kepala sekolah SDIT yang merupakan kenalan Bu Yuni. Dengan gembira, aku menerima tawaran Bu Yuni.
Bu Yuni memintaku mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan untuk memasukkan lamaran kerja. Karenanya, aku pergi ke tempat fotokopi dan menyalin dokumen-dokumen penting seperti ijazah, transkrip nilai, KTP, dan KK. Kemudian aku menyerahkan surat-surat yang telah dilengkapi secara langsung ke rumah Bu Yuni.
“Makasih ya, nanti Ibu serahkan ke kepala sekolahnya. Ibu bakal kabarin kamu segera insya Allah. Ditunggu,” jelas Bu Yuni.
“Terima kasih juga, Bu. Kalau gitu, saya pulang dulu,” pamitku.
“Hati-hati di jalan.”
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”