Amara, temanku semasa di SMA dulu, mengajak bertemu. Karena aku malas menemuinya di kafe, aku menyuruhnya datang ke rumahku kapan pun dia mau. Dengan syarat, waktunya adalah di malam hari. Pagi sampai sore dari hari Senin sampai Sabtu, aku bekerja full day di sekolah. Amara mendatangi rumahku minggu depannya di hari Jumat malam dan segera kubawa duduk-duduk di dalam kamar.
“Astaga, Arin! Aku kira aku salah liat orang tadi. Ini beneran kamu? Kok badan kamu begini sekarang?” ucap Amara heboh seperti habis melihat badut pesta, dia menyelonjorkan kakinya di lantai dan menyandarkan punggung pada dinding di dekat pintu.
Aku tertawa pahit. Tak mampu membalas perkataan yang isinya fakta semua.
“Gini deh, gini. Gimana kalau kamu ikut aku nge-gym? Pas banget kemarin aku baru daftar membership selama sebulan. Murah kok. Yuk, ikutan! Entar kita pergi bareng. Kan enak pergi olahraganya bareng temen. Biar jadi lebih semangat gitu, loh.”
Menurutku tawaran Amara lumayan oke. Kenapa tidak dicoba saja? “Boleh deh aku coba daftar sebulan kayak kamu. Iya nih, aku juga pengin ngurusin badan. Udah sesak juga rasanya,” keluhku. “Kamu nggak pa-pa duduk di lantai? Sini duduk di kasur, nggak masalah kok.”
“Nggak perlu, Rin. Aku suka duduk lesehan. Santai aja. Jadi beneran ya entar kamu daftar gym-nya buat sebulan? Sini biar aku daftarin. Tinggal kirim chat WA aja ke owner-nya.”
Dengan sigap, Amara meraih ponsel di dalam tas kecil berwarna hitam miliknya lalu jari-jarinya mengetik sesuatu pada layar ponsel. “Sip, udah aku booking ya! Mulai besok kita bisa nge-gym!”
“Hah, besok?! Cepet banget!”
“Urusan kayak begini nggak boleh ditunda-tunda. Ayo, semangat kurusin badan kamu!”