Blurb
Sinopsis
Manzila tidak ingin berama-lama menjalin hubungan tanpa ikatan. Ia takut hubungannya dengan Benjiro akan terjatuh ke dalam lembah dosa. Berbagai cara dilakukannya agar kekasihnya melamar. Mulai dari pesan tersirat, ucapan yang mengandung isyarat dan cerita mengenai teman yang telah menikah. Tetapi, Benjiro tidak menunjukkan tanda akan melamar. Akhirnya, secara langsung ia mendatangi Benjiro dan menuntut untuk di lamar. Kekasihnya harus memilih, melamarnya atau hubungan mereka berakhir.
Benjiro sangat mencintai Manzila. Ia tidak mau kehilangan kekasihnya, namun ia belum siap terikat dalam hubungan suami istri. Banyak hal yang menghalangi langkahnya untuk memiliki Manzila seutuhnya. Salah satunya, mereka tidak seiman. Orang tuanya pasti tidak akan merestui pilihannya. Ibunya pasti pingsan jika mengetahui hatinya telah jatuh pada wanita yang tidak pernah melepas hijab. Tidak ingin mengecewakan Manzila, ia berjanji akan melamar gadis itu dan membawa orang tuanya menemui orang tua gadis itu.
Janji Benjiro membuat Manzila melayang. Namun, ketika ia merasa dunia indah akan menjadi miliknya, kabar yang singgah di telinga membuatnya hampir pingsan. Salah seorang teman kerja Benjiro mengatakan kalau kekasihnya telah kembali ke Jepang.
Kisah cinta Manzila yang berakhir sedih telah menyebar di kantor. Semua yang mengenalnya merasa ikut bersedih. Kondisi Manzila membuat bosnya ikut bersimpati. Ia menyarankan agar gadis itu mengambil cuti.
Setelah sepuluh tahun tidak pulang, kehadiran Manzila disambut haru ibu dan dua kakaknya. Ayahnya tidak menunjukkan ekspresi gembira melihat dirinya, lelaki dengan rambut berwana putih semua itu menerima salamnya dengan wajah datar, tanpa senyum.
Hal yang paling ditakutkan Manzila, keluarga besarnya bertanya tentang Benjiro. Keluarga, terutama ayah menyayangkan akan kegagalan hubunganya dengan Benjiro. Ayah memintanya menerima lamaran keluarga Aslan. Manzila tentu saja menolak, ia tidak mencintai teman semasa sekolahnya itu. Hanya saja, ia tidak secara terang-terangan menolak di depan ayah.
Lama tidak bertemu Aslan, Manzila pangling. Sosok lelaki itu telah berubah, sikapnya pun berbeda. Perubahan itu telah memikat hatinya. Ia merasa gembira saat lelaki itu mengajaknya jalan. Kedekatannya dan Aslan telah memicu api cemburu bagi beberapa wanita yang menaruh hati pada lelaki itu. Salah satu dari mereka berusaha menghalangi Manzila yang telah memutuskan untuk menerima Aslan sebagai suami.
Benjiro yang kembali berkumpul dengan keluarga mengalami dilema, ia tidak bisa melupakan Manzila. Saat ia bingung memutuskan untuk kembali atau tidak pada Manzila, orang tua mengumumkan akan menjodohkannya dengan salah satu gadis Jepang. Saat hari pertemuan antara orang tua tiba, Benjiro pergi dari rumah. Pergi tanpa arah tujuan, kaki Benjiro berhenti di depan salah satu masjid. Kehadirannya di sambut ramah seorang lelaki yang menjadi imam di masjid tersebut.
Selama satu minggu tinggal di rumah sang imam. Benjiro memutuskan menjadi mualaf dan terbang menemui Manzila. Kedatangan Benjiro membelah perasaan Manzila. Ia bingung, apakah kembali pada Benjiro atau tetap di sisi Aslan.