Cinta Ini Rasa Itu

SURIYANA
Chapter #22

Tautan Kasih (Bagian 1)

KOTAK berwarna biru menjadi pusat perhatian di ruang kerja Johan siang itu. Seharian tadi, ia memeriksa isi benda yang beberapa hari lalu ia dan Riky curi dari The Cute Meet Roastbeef.

Tiba-tiba, pintunya diketuk oleh Riky. Sebaik masuk, rekan kerja Johan itu menyadari keberadaan kotak biru karena berkata, “Ketemu, Bro?”

Johan menunjukkan dua kartu nama dengan tangan kiri dan kanannya. Kata Olivia ada di keduanya. Tapi, yang satu menuliskan Universitas Batavia sebagai institusi tempat bekerja si empunya kartu nama. Sedangkan satu lagi yang di tangan kiri tereja Universitas Negeri Jakarta.

Riky tertawa. “Lah, cuma perlu satu. Malah dikasih dua. Udah telepon, Bro?”

Johan tertegun. Saking takjub dengan kebetulan yang aneh bahwa ada dua kartu bernama Olivia di kotak berwarna biru itu, ia tidak melakukan apapun sedari tadi.

Riky sampai menggeleng-gelengkan kepala melihatnya baru mulai sibuk memencet nomor yang terkandung pada satu kartu nama.

“Maaf, apakah ini dengan Olivia?” tanyanya lewat telepon genggamnya. Pertanyaan yang bodoh. Johan menyadari ketika Riky kembali memutar-mutar kepalanya. Ia pun meneruskan kalimat, “Saya Johan.”

Dari seberang sana, ada sirat kebingungan sewaktu penerima telepon membalas, “Johan siapa, ya? Saya nggak ada kenalan bernama itu.”

“Ingat Ethan Hawke? Brenda Walsh?” tanyanya memastikan.

Setelah mendengar jawaban dari ujung telepon, ia pun mengakhiri panggilan itu.

“Yang satu lagi, Bro.”

“Tidak ada nomor handphone. Cuma nomor kampus.”

Johan ragu nomor yang tertera itu akan diangkat dan disambungkan langsung dengan wanita yang ia cari-cari. Walaupun begitu, tetap saja Johan coba menghubunginya. Benar saja, sampai nada panggilan terakhir, tidak ada seorangpun yang mengangkat telepon.

“Langsung datangi, Bro!”

“Apa?”

Lah, iya. Ke kampusnya. Di mana, sih?”

“Universitas Batavia.”

“Nah, itu. Datangi, Bro!”

Johan menimbang-nimbang. Jika berangkat saat itu juga, ia akan sampai menjelang sore. Itu juga kalau wanita yang dicari ada jadwal mengajar. Apa lain hari saja, ya?

“Hari ini, Bro. Sekarang! Kalau bisa sekarang, kenapa mesti besok?” tambah Riky.

Johan tersenyum. Rekan kerjanya itu memang ulet. Jadi, tidak heran kalau Riky menyarankannya secepat mungkin menemukan Olivia. “Kalau begitu, pinjam mobil, ya.”

Lah, mau cari mati pakai mobil ke Depok? Naik kereta, Bro. Lebih cepat. Lagian, gue mau pakai mobil. Ada urusan ke bandara.”

Masuk akal, pikirnya. “Ikut sampai stasiun, bisa?”

“Boleh,” jawab Riky.

Johan membereskan kartu nama yang berserak. Semuanya ia kembalikan ke dalam kotak biru, kecuali satu kartu nama. Olivia Martin. Dosen Bahasa dan Sastra Jerman di Universitas Batavia.

Lah, lo ngapain, Bro? Ayo, sekarang. Detik ini juga!”

Lihat selengkapnya