Cinta Jala Sutra

ARCELYOS
Chapter #5

Sense of Humor#5

Seutas sinar lalu itu berbias dengan hati yang bergetar. Tahun 2009 telah membawa Greya kepada perasaan yang sudah lama tak pernah ia rasakan sebelumnya. Desiran hangat yang mengalir dari balik hatinya, degupan jantung yang berdetak dengan sangat kencang, semuanya terasa berirama sehingga otak Greya terus berpusat pada mahluk ciptaan Tuhan di hadapannya.

Mengapa lelaki itu seolah-olah menawarkan kepercayaan yang indah kepadanya? Kenapa Elvano seolah-olah berkata bahwa semua baik-baik saja saat bersamanya? Benarkah semua itu? Haruskah Greya memepercayai pria yang baru dikenalnya tersebut?

"Yahh … sayang banget Grey, tukang molennya libur. Gak apa-apa kalau cuma beli cakue sama odading? Beli apa lagi atuh ya, roti Cari Rasa gimana?" Elvano bertanya. Namun, ia menjawab dengan pilihannya sendiri sambil sibuk mengunyah.

Greya tertegun, kemudian ia terkekeh melihat perilaku Elvano. Ia kemudian memukul pelan lengan Elvano, hal normal yang dilakukan perempuan tatkala ia tertawa. Elvano menanggapinya dengan seringai lucu.

"Kenapa ketawa ih?" tanya Elvano.

"Habisnya, kamu tanya kok kamu yang jawab. Aku harus ngapain?" Greya berbalik tanya.

Elvano tertawa sambil menahan kunyahannya di pipi sebelah kanan. Ia tiba-tiba menyodorkan odading ke depan mulut Greya.

"Enak, cepetan dimakan. Mumpung hangat."

Greya sebenarnya kenyang, tapi ia tidak enak menolak dan menerima odading itu. Ia kemudian mengekori langkah Elvano yang berjalan duluan, mereka melewati pasar kosambi ke arah toko roti Cari Rasa yang sangat terkenal di Bandung.

"Suka ngebubur disitu gak?" tanya Elvano sambil melirik tukang bubur di depan pasar Kosambi.

Greya menggeleng. Elvano melirik kembali ke arah tukang bubur itu.

"Nanti ke sana yuk. Enak loh, tapi enak malem kalau makan di sana. Kita bisa jadi teman baik jika menikah 'kan?" tanya Elvano.

Greya mengangguk. Nampaknya Elvano seorang pecinta kuliner, Greya yang kebetulan suka makan merasa senang karena akan dibersamakan dengan seseorang yang satu frekuensi dengannya.

"Sering ke Kosambi?" tanya Elvano.

"Ke sini cuma beli roti aja biasanya. Kadang ke toko Tiga buat beli jeans, jarang sih ke sini." Greya mengingat-ingat kegiatannya di tahun 2009. Sepertinya memang cuma itu yang ia lakukan.

Elvano manggut-manggut, setelah tiba di tujuan Elvano bergegas memesan. Keadaan toko cukup padat sehingga Greya sedikit kesulitan menemukan ruang untuk menyelip bersama Elvano yang sudah duluan berjalan.

Duak!

Tubuh Greya di senggol orang cukup keras, ia hampir saja terpelanting jika saja Ibu di sebelahnya tidak menahan tubuh Greya. Greya mengaduh, akan tetapi lelaki yang menyenggolnya itu tidak meminta maaf.

"Ih, orang tèh gak sekolah!" cibir Ibu yang menahan Greya.

Greya melambaikan tangannya.

"Gak apa-apa Bu, gak terlalu sakit kok."

Tiba-tiba ada sebuah tangan terulur, menarik pria yang menyenggolnya itu. Greya membelalakan matanya.

Lihat selengkapnya