Blurb
Cinta: Bagiku . . . cinta itu laksana ekstasi. Awalnya terasa menyenangkan, membahagiakan seolah-olah cinta itu ada hanya untukmu. Tapi, itu hanya ilusi semata dan ketika kau sadar, pada akhirnya cinta hanya akan meninggalkan rasa sakit dan kehilangan.
Ravindra: Bagiku . . . cinta itu laksana ekstasi. Membuatmu kecanduan hingga tidak bisa lepas darinya seolah cinta darinya adalah satu-satunya obat yang bisa menyembuhkanmu, membahagiakanmu.
Cinta dan Ravindra, saling mencintai. Tapi sebuah kesalahpahaman terjadi di antara keduanya.
Cinta membenci Ravindra karena tidak datang untuk menepati janjinya. Sementara Ravindra marah karena Cinta menghilang sebelum pernikahannnya.
Saat keduanya bertemu lagi, kejanggalan terjadi.
Cinta: Sudah kukatakan, kau tidak pernah datang menepati janjimu, Ravindra!! Kau tidak pernah muncul untuk menemuiku setelah aku menunggumu untuk waktu yang lama!! Kau tidak datang dan menghilang tanpa kabar! Nomor ponselmu juga tidak bisa dihubungi! Selama setahun aku menunggumu dan sekarang kau muncul tiba-tiba dan mengatakan bahwa kau datang menemuiku??? Kau sudah gila pasti, Ravindra!!
Ravindra: Setahun yang lalu ketika kita bertemu, kau dan aku terlibat kecelakaan yang sama. Kau kehilangan ingatanmu dan selama setahun, kau tinggal bersamaku. Apa kau benar-benar tidak mengingatnya, Cinta??
Cinta: Kau pasti sedang mengarang alasan bukan?? Tidak bisakah kau mengarang alasan yang lebih baik lagi?
Ravindra: (menunjukkan foto di ponselnya) Ini adalah bukti jika selama setahun kemarin kita selalu bersama.
Cinta: (terkejut) Si-siapa yang berfoto bersamamu, Ravindra?? Ke-kenapa wajahnya mirip denganku??
Ravindra: Tentu saja itu kamu, Cinta! Kalau bukan kamu, siapa lagi??
Cinta: I-itu bukan aku, Ravindra!! Sungguh . . . itu bukan aku!!