CINTA LAKSANA EKSTASI

mahes.varaa
Chapter #4

KISAH CINTA ANTARA CINTA DAN RAVINDRA PART 2

Cinta membawa dua pria muda itu untuk menemui Pak Rama-pemilik RS Djiwa Sehat. Pria yang dalam keadaan sehat bicara panjang lebar kepada Pak Rama dan Cinta dapat dengan jelas melihat percakapan panjang itu dari balik kaca ruangan milik Pak Rama. Hanya saja … karena pintu ditutup dengan rapat dan lagi suara dari kaum lansia yang tidak bisa berhenti bicara, Cinta tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh pria itu dengan Pak Rama.

Tapi tidak butuh waktu lama bagi Cinta untuk tahu akan hal itu.

Setelah percakapan yang memakan waktu kurang lebih satu jam lamanya, Pak Rama memanggil perawat dan dokter relawan secara bergantian, dan mengajukan pertanyaan yang sama. “Siapa di antara kalian yang pernah merawat pasien buta dengan kondisi mental yang sedikit bermasalah?”

Dokter muda yang baru satu atau dua tahun menjadi dokter dan sekarang menjadi relawan di RS Djiwa Sehat, belum pernah menghadapi pasien dengan kondisi buta seperti pasien saat ini. Akhirnya Pak Rama memutuskan untuk menjadi dokter yang mengawasi pasien buta yang baru saja datang.

“Perawat Cinta??” Pak Rama memanggil Cinta ketika perawat relawan yang datang juga belum pernah menghadapi pasien dengan kondisi buta.

“Ya, Pak.” Cinta menjawab dengan sedikit gugup karena tiba-tiba namanya dipanggil.

“Melihat kamu dengan cepat beradaptasi dengan nenek dan kakek di sini, Perawat Cinta saja yang merawat pasien bernama Ravindra.” Pak Rama menghentikan ucapannya dan kemudian mengayunkan tangannya beberapa kali, membuat isyarat meminta semua orang keluar kecuali Cinta. “Kalian bisa kembali, kecuali Perawat Cinta.”

Pak Rama mengayunkan tangannya beberapa kali dan kali ini tujuan dari isyarat itu adalah untuk mendekat ke arah Pak Rama.

Cinta mendekat ke arah Pak Rama. “Ya, Pak??”

“Mengenai pasien bernama Ravindra, apapun yang terjadi … jangan tanyakan asal usulnya, jangan bahas keluarganya dan jangan tanya bagaimana dia bisa mengalami kebutaan!! Bisa dilakukan, Perawat Cinta?” Pak Rama bicara dengan nada sedikit berbisik meski berada di ruangannya sendiri dan dalam keadaan pintu tertutup.

Cinta menganggukkan kepalanya. “Saya mengerti, Pak.”

Cinta menerima pekerjaan khususnya hari itu dan Pak Rama mulai menjelaskan tentang pasien bernama Ravindra dan seseorang yang datang bersamanya-Abi. Tiga minggu yang lalu, Ravindra mengalami kecelakaan yang cukup mengerikan. Biasanya Ravindra bepergian bersama dengan Abi-teman sekolah hingga kuliah yang juga dianggap Ravindra sebagai saudaranya sendiri. Tapi di hari nahas itu, Ravindra bepergian seorang diri dan mengalami kecelakaan.

Kecelakaan itu cukup parah bahkan karena mobil milik Ravindra nyaris tidak bisa dikenali ketika polisi menghubungi Abi untuk datang ke TKP. Beruntung, tubuh Ravindra baiki-baik saja. Hanya ada beberapa luka memar, lecet di bagian fisiknya serta tulang kaki Ravindra yang sedikit retak dan membuatnya harus duduk di kursi roda selama beberapa waktu.

Itulah yang Abi kira.

Sayangnya … begitu Ravindra membuka matanya, Ravindra menemukan dirinya tidak bisa melihat apapun dan membuat Abi ketakutan. Abi bergegas untuk menemukan dokter yang tepat untuk menangani Ravindra dan ternyata Ravindra diharuskan untuk melakukan transplantasi mata karena benturan akibat kecelakaan menyebabkan kerusakan pada saraf penglihatan dari Ravindra.

Lihat selengkapnya