CINTA LAKSANA EKSTASI

mahes.varaa
Chapter #5

KISAH CINTA ANTARA CINTA DAN RAVINDRA PART 3

Tiga minggu yang lalu.

Huft! Cinta menghela napas panjang beberapa kali sembari duduk di kursi santai di dekat kantin RS Djiwa Sehat. Tiba-tiba … muncul kaleng kopi dingin dengan uap tebal di sekitarnya, di hadapan Cinta dan membuat Cinta merasa terkejut.

“Maaf … apa aku mengejutkanmu, Perawat Cinta?”

Cinta menoleh dan menemukan Abi-teman dari Ravindra yang juga menjadi wali dari Ravindra, muncul di dekat Cinta sembari membawa kaleng kopi dingin. “Untukku?”

“Ya, untuk Perawat Cinta.”

Cinta menerima kaleng kopi dingin itu dan langsung meminumnya. Glup, glup … “Ahhh!! Ini benar-benar segar sekali. Terima kasih, Tuan Abi.”

“Sama-sama, Perawat Cinta.” Abi duduk di samping Cinta dan mulai berbicara dengan Cinta. “Saya mohon maaf mewakili Ravindra.”

“Maaf??” Cinta mengerutkan keningnya karena mendengar kata yang tidak seharusnya keluar dari mulut Abi. “Maaf untuk apa?”

“Maaf karena teman saya ini sedikit merepotkan.”

Cinta terkekeh mendengar permintaan maaf dari Abi. Itu memang benar, temanmu memang pasien yang sedikit merepotkan. “Saya mengerti, Tuan Abi. Tuan Ravindra pasti masih belum bisa beradaptasi dengan baik mengenai keadaannya saat ini. Tapi siapapun yang ada di posisinya pasti akan bereaksi sama atau bahkan lebih buruk dari Tuan Ravindra.”

Abi tersenyum. “Perawat pengertian sekali. Jujur saja … ini sudah kelima kalinya saya membawa Ravindra pindah rumah sakit.”

“Lima kali?” Cinta terkejut mendengar cerita dari Abi mengenai Ravindra.

“Ya, lima kali. Aku harus membawanya pindah lima kali dengan keadaan kakinya yang masih digips. Dan alasannya meminta pindah rumah sakit selalu sama, Ravindra selalu mengeluhkan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Harus saya akui, Perawat Cinta benar-benar gigih dan sabar menghadapi teman saya-Ravindra.”

Cinta terkekeh untuk kedua kalinya. Jika Ravindra masuk ke RS Gerilya Husada dan bertemu dengan beberapa perawat yang tidak ingin kerepotan, hal yang sama pasti akan terjadi.  Cinta menggelengkan kepalanya membayangkan gambaran itu di dalam benaknya terutama beberapa perawat seniornya yang pasti akan mengeluh ini dan itu saat menghadapi pasien seperti Ravindra. “Saya paham akan hal itu.”

“Sekali lagi, saya mohon maaf mewakili teman saya. Dan sebagai bentuk permintaan maaf, saya akan memberikan bantuan untuk Perawat Cinta. Bagaimana? Apa Perawat Cinta mau mencoba untuk mendengarnya??”

 

Hari ini.

Lihat selengkapnya