Setelah aku mengungkapkan perasaanku pada bu Tamara, perasaanku memang lega. Tapi ketika aku bertatap muka lagi dengannya, justru aku malah lari dibuatnya. Aku sangat malu bertemu dengannya.
Dag dig dug, jantungku berdetak sangat kencang, seperti orang habis lari ketakutan. Aku duduk dengan penuh keringat di wajahku. "Kenapa mas, kaya habis dikejar setan?" tanya Puput penasaran. "Aku engga tau Put, ternyata ada bu Tamara di Mushola, biasanya dia selalu lewat pintu depan. Ya sudah aku langsung balik lagi ke mejaku," aku mencoba menjelaskan. Kantorku memiliki 2 pintu, pintu depan yang sebagian besar digunakan untuk para nasabah, dan pintu belakang dekat lorong yang biasanya digunakan untuk agent. Lokasinya dekat dengan mushola.
"Biasanya bu Tamara lewat depan, tapi ini tumben dia sudah di mushola. Aku bener - bener grogi Put." "Kenapa harus grogi mas? Jangan terlalu ditunjukin kalo kamu suka," kata Puput sambil menulis. "Kamu tau engga, sore itu aku telpon bu Tamara tahu, aku ungkapin perasaanku, jadinya begini deh, aku agak grogi jadinya," kataku sambil tertawa kecil. " Hahahahahaha, serius. Nyalimu gede juga mas," tawa Puput menggelegar. Kapan kamu telponnya mas? Tumben engga cerita sama aku?" Puput penasaran. "Seminggu yang lalu Put, sejak kejadian di lorong. Aku nekat untuk bilang sayang, tetapi hanya sekedar mengungkapkan saja kok," sambil tertunduk malu. "Emang kamu maunya gimana mas? Pacaran? Kaya ABG saja, kalian sudah sama - sama menikah, dan ditambah bu Tamara memiliki secret admirer. Jangan terlalu larut dalam perasaan," Puput coba untuk mengingatkan.
"Iya Put," aku hanya bisa mengangguk setuju. "Selama seminggu ini, aku lihat kamu lebih banyak main hp. Km bbm-an ya mas sama bu Tamara?", tatap matanya sangat tajam. "Hehe, iya Put, kok kamu tau? Aku dilarang cerita sama Bu Tamara," sambil tersipu aku menjawab pertanyaannya.
"Apa yang kalian obrolin?" dia makin penasaran. "Banyak Put, dia hobi mendengar musik. Jadi setiap hari aku mengirim 1 lagu," jawabku. "Lagu apa yang sudah kamu kirim mas, bukannya kamu sukanya lagu kartun ya?" Puput agak penasaran karena aku memang suka lagu Jepang (anime). "Lagu romantis dong pastinya, lagu jatuh cinta," lalu aku tunjukkan daftar lagu yang sudah aku kirimkan kepada Bu Tamara. "Curcol yaa (curhat colongan), hehehe," kata Puput sambil tersenyum. Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan kata - kata Puput.