Aku masuk kembali setelah tidak masuk selama 7 hari kerja. Hampir 2 minggu aku absen. Sudah banyak hal yang terlewatkan olehku. Pekerjaanpun semakin menumpuk. Tetapi untuk kedepannya aku tidak terlalu lelah, karena sudah ada Toni, rekan kerja baruku.
Pada waktu itu, ketika aku izin karena ibuku sakit, manajemen memutuskan untuk memindahkan Puput ke kantor cabang lain. Sekarang aku mendapat info bahwa pak John yang akan dimutasi. Keputusan itu diambil karena pak John berhasil membawa kantor cabang kami menjadi salah satu yang terbaik. Cukup sedih ketika harus berpisah lagi dengan orang yang sangat baik pada kita.
Tanpa pikir panjang para agent membuat acara perpisahan sekaligus konsolidasi. Acaranya dilakukan di Anyer. Biasanya aku tidak menjadi panitia, aku hanya berpartisipasi seperlunya. Tapi tiba - tiba aku menerima bbm dari mba Desi yang membuatku ingin menjadi panitia konsolidasi.
"Siang Mas, apa benar akan diadakan konsolidasi untuk perpisahan pak John di Anyer?"
"Iya Mba, sudah dapat info?"
"Sudah Mas, apakah acara untuk games di sana sudah ada? Kalau belum, biar aku yang urus."
"Sepertinya belum Mba, baiklah nanti aku sampaikanke Bu Kadek. Kita memang tidak membentuk tim panitia, sifatnya hanya sukarela. Mba Desi bersedia?"
"Siap Mas, nanti sore aku ke kantor. Kita bahas ya untuk permainan dan lomba di sana."
"Baik Mba, sore aku tunggu ya."
Entah kenapa aku jadi tertarik untuk menjadi panitia. Tanpa pikir panjang aku memutuskan untuk membantu mba Desi untuk acara permainan.
Tim panitia dadakan pun langsung terbentuk tanpa adanya rapat. Semua seperti sudah terkoordinasi dan sudah tahu apa saja yang kami harus lakukan. Bu Kadek mengurus akomodasi, Bu Sari mengurus penginapan, Bu Fatimah mengurus konsumsi, Bapak Suhandi mengurus jadwal acara, aku dan mba Desi mengurus lomba dan acara tukar kado. Bu Tamara tidak terlibat apapun.
Hubunganku dengan mba Desi semakin intens, tetapi komunikasi kami hanya sebatas pekerjaan. Untuk pertama kalinya aku menjadi panitia resmi di acara kantor. Dan aku pun merasakan bagaimana susahnya menjadi panitia agar semua berjalan lancar. Banyak halangan dan rintangan yang harus kami hadapi, sementara waktu keberangkatan tinggal beberapa hari lagi. Kami tidak bisa mendapatkan semua yang kami inginkan, tetapi mba Desi bisa memberikan alternatif peralatan lainnya. Aku akui, pengalamannya menjadi guru pramuka sangat membantuku. Aku pun menjadi belajar bagaimana menjadi seorang panitia yang bertanggung jawab.
Menjelang hari keberangkatan, dia menyempatkan datang untuk memeriksa perlengkapan lomba, dia datang ketika hari sudah sore. Sebelum pulang, aku sempat menanyakan beberapa hal padanya sembari mengantar mba Desi ke parkiran motor.
"Mba Desi, tempat duduk favorit dimana?"
"Aku biasa duduk paling belakang Mas. Yang kursinya lima karena lebih luas dan jarang ada yang mau duduk di sana."
"Ohh begitu. Tidak suka dengan kursi dua?"
"Tidak Mas, aku lebih nyaman duduk di kursi lima."
"Padahal aku mau ngajak untuk duduk di sebelahku."
"Hahaha, semua orang yang sering bepergian denganku sudah tahu bahwa kursi favoritku adalah kursi yang paling belakang."