Setiap pelajaran berlangsung, aku memperhatikan tingkah laku Axel. Karena, kebetulan dia duduk di bangku bagian depan. Aku memiliki kontak facebook dan nomor hp nya. Kami saling bertukar pesan satu sama lain. Aku jarang sekali menghubunginya, aku menghubungi ketika ada hal penting terkait tugas sekolah kami saja.
Dan betapa terkejutnya aku, ketika teman-teman di kelas menyebut nama Angga. Yang mana dia disebut-sebut sebagai teman kelas lelaki yang menyukaiku.
“Deen… deen… Angga bilang, Angga suka kamu”(Teriak salah satu teman lelaki di kelasku)
“Apaan sih, engga”(Angga menyangkal)
“Beneran Deen, kemarin dia bilang sendiri”(Teman lelaki itu berteriak lagi)
Aku hanya menoleh ke arahnya dan menoleh ke arah Angga yang rona pipinya berubah menjadi kemerahan. Setelah itu, aku tidak meperdulikannya lagi. Semua kata-kata yang diucapkan teman lelakiku tadi, kuanggap sebagai lelucon.
Saat itu sedang dalam masa ujian semester selama satu minggu. Dan ketika waktu ujian telah usai, kini tiba saatnya untuk kegiatan class meeting, berbagai lombapun diadakan oleh pihak sekolah dan tentunya kakak-kakak osis menjadi panitia.
Saat itu, Axel mengikuti lomba permainan gobak sodor. Melawan anggota kelas yang ternyata pacarnya sendiri. Loh? Axel sudah punya pacar? Iya betul, akupun baru mengetahuinya setelah Rosetta menunjuk-nunjuk wanita di hadapan Axel itu. Namanya Syafira, dia merupakan siswi di kelas unggulan. Perawakannya berisi, putih, dan terlihat sekali terlahir dari keluarga yang berada.
Aku memang bukan siapa-siapa Axel. Tapi, aku merasa kesal karna seseorang yang aku suka dan kukagumi sudah memiliki pacar. Akupun jadi tidak mood untuk mengikuti kegiatan class meeting saat itu. Dan tidak ada yang mengetahui kalau aku memiliki rasa suka kepada Axel. Karena, aku pandai menyembunyikannya haha.
Keesokan harinya, kami masih melaksanakan kegiatan class meeting. Aku yang sedari tadi melihat gerak-gerik Axel. Tiba-tiba terbersit ingin mengikutinya dari belakang. Sepenasaran itu.
Ketika dia keluar dari pintu kelas, aku memandanginya dari balkon lantai 2 depan kelas kami. Ternyata, dia berjalan ke arah kantin sekolah. Akupun tidak jadi mengikutinya. Aku memilih untuk pergi ke koperasi sekolah saja yang letaknya jauh dari kantin sekolah. Tiba-tiba ada satu siswi menyapaku.
“Hai Deen,, beli apa?”(ucap siswi itu)