Saat itu umurmu 12 tahun.
Bel istirahat berbunyi dan semua murid SMP Pemimpin keluar dari kelasnya. Kamu yang sudah terlihat bosan di dalam kelas, langsung meninggalkan teman sekelasmu dan pergi ke gazebo tempat berkumpul untuk menemui gengmu. Ya gengmu dari kelas VII, sebelumnya. Bersama beberapa brandalan sekolah, kamu pergi ke kantin sekolah melewati koridor kelas VII.
Tiba-tiba ada seorang siswi berlari-berjalan malu-malu untuk menghampirimu. “Ka Harrel,” dia menyapamu. “Ada salam,” dan kamu belum mengetahui siapa nama siswi itu.
“Ha! Salam dari siapa?” Wajahmu keheranan.
“Dari….” Siswi itu tidak menjawabnya, malahan dia kabur begitu saja.
Wajah tampanmu terlihat bingung. “Tunggu!” teriakmu memanggilnya, tapi siswi itu tidak peduli dan menghilang ke dalam kelas Biologi VII.
Kamu menatap heran dengan kelas VII, karena baru kali itu kamu melewati koridor kelas VII sejak menjadi murid kelas VIII. Dan kamu sendiri bukan pengurus OSIS yang mungkin dikenal oleh murid kelas VII karena membimbing mereka dalam kegiatan MOS. Tapi, sudah ada kelas VII yang berani memberikan salam kepadamu lho. Dan terlebih lagi, dia tahu namamu.
“Bagaimana dia tahu namaku?” Kamu sendiri terheran waktu itu.
Miko Nugroho yang berdiri di sampingmu dan sama tingginya, temanmu yang paling ganteng dengan wajah oval dan rambut mohak yang biasa dipanggil Mix itu langsung merangkulmu, memperlihatkan lengannya yang berotot dan menunjuk papan nama di seragammu. “Yang jelas dia membaca namamu di sini.” Wajah Mix yang tidak pernah merasa bersalah menyeringai ceria, “dah gak usah dipikirin, cuma anak iseng!” lanjutnya sambil merangkulmu berjalan di koridor kelas VII menuju kantin.
Ketika melewati kelas Biologi VII, tempat menghilangnya siswi tadi, kamu melihat seorang siswi memperhatikan kamu dari jendela. Wajahnya manis dan matanya sangat terbinar-binar. Sikapmu juga sangat penasaran kepada siswi itu, tapi Mix tidak melepaskan rangkulannya hingga kamu tidak bisa berhenti berjalan dan melewatkan siswi itu yang terus memperhatikanmu hingga kamu menghilang di balik dinding, dari pandangannya.
Kamu tidak tahu siapa dia!
“Kalian lihat gak siswi yang memperhatikanku di jendela kelas Biologi VII?” Kamu yang curiga bertanya kepada temanmu, tapi wajah tampanmu terlihat aneh.
“Lihat hantu?” sahut Bayu.