Diana Astridiah yang keluar dari kelasnya, dia pergi ke toilet sekolah yang berada di belakang kelas VII untuk membenarkan roknya yang kurang nyaman. Lewat lorong yang berada di samping kanan kelasnya, Diana mengendap-ngendap menuju toilet karena takut ada siswa yang melihatnya dan akan menggodanya. Wajahnya yang celingusan tidak memperhatikan cara jalannya hingga sesekali dia tersandung. “Aw!” pekiknya benar-benar konyol.
Kamu bisa banyangkan, tingkahnya seperti kebanyakan perempuan bodoh di dalam film. “Syukurlah aman, di sini sepi,” ucap Diana langsung masuk ke dalam kamar kecil.
Setelah selesai dengan penampilannya, menurunkan roknya sedikit dan mengencangkan ikat pinggangnya, Diana yakin bahwa roknya tidak terlalu tinggi dari lutut. “Sepertinya ini lebih baik,” ucap Diana, tapi merasa dirinya menjadi lebih sexy. “Sexy sedikit gak masalah,” lanjut Diana tersenyum sendiri di depan cermin. Ya seperti itulah selebihnya. Kamu tahu? Kadang perempuan lebih bersikap aneh.
Ketika berjalan di samping benteng sekolah yang membatasi wilayah sekolah, tiba-tiba ada seorang murid yang loncat dari atas dinding dan berlabuh di depannya. Diana yang melihat murid itu langsung berteriak, tapi sebelum suara Diana menggelegar di sudut sekolah, murid itu langsung membekam mulutnya.
“Husttt jangan brisik…!” ucap dia sambil melepaskan bekamannya di mulut Diana, dan dia adalah kamu. Itu adalah pertama KALINYA kamu bertemu dengan Diana.
“Kamu siapa?” tanya Diana.
“Aku murid di sini, namaku Harrel kelas VIII,” jawabmu berbisik.
“Jadi kamu kelas VIII, kenapa datang dari atas?” Diana bingung sambil menunjuk atas benteng sekolah.
“Karena aku kesiangan, kamu tahu?”
“Ng’gak…” Diana menggeleng bodoh.
Kamu mendengus kesal. “Kamu lihat aku ngak sih? Aku ini kesiangan.”
“Iya-iya aku lihat, berarti Kaka tidak bisa dong lewat koridor kelas,” ujar Diana, “bisa jadi ada guru yang melihat Kaka.”