Ujian semester ganjil telah berakhir dan aktivitas di sekolah setiap hari sangat bebas, kecuali bagi murid yang memiliki nilai kurang dan harus mengikuti remidial dan tidak termasuk kamu. Karena itu kamu jarang sekali masuk sekolah dan hanya menghabiskan waktu di rumah.
Setiap pagi kamu lari pagi. Setelah lari pagi dan mandi, hari itu kamu memakai seragam putih biru dan berangkat sekolah sekitar jam delapan. Dengan santainya kamu tidak menghiraukan orang lain yang memperhatikanmu seperti abal-abal. Sesampainya di sekolah, beberapa temanmu langsung menghampirimu dan menanyakan kabarmu karena kamu tidak terlihat di sekolah. Mereka sangat kehilangan dirimu karena kamu sangat dibutuhkan oleh mereka untuk membantu mengerjakan tugas remidial mereka.
“Kamu ini ke mana aja Rel? Ngak bisa jadi bantuan,” ucap Mix.
“Itu kan tugasmu kenapa kamu masih tergantung padaku?” Kamu menjawabnya dengan seenakmu dan menyinggung perasaa Mix.
“Iya sih!” Mix melengos meninggalkanmu.
“Kamu mau ikut kita ke Dam gak Rel?” tanya Bayu.
“Nanti kalau aku bosan di sekolah, aku nyusul kalian.”
“Kami tunggu di tempat biasa Rel!” ucap Bayu kemudian menyusul Mix dan yang lainnya ke belakang sekolah untuk kabur dan pergi ke Dam.
Dam adalah sebuah bendungan yang berada di aliran sungai Citarik. Dam adalah tempat bolos yang paling favorit bagi anak-anak SMP. Bukan dari SMP Pemimpin, tapi ada juga anak dari SMP Dupan.
Setelah mereka semua pergi, kamu menuju kelas untuk melihat keadaannya. Dalam kelas cukup ramai seperti biasa. Murid kelas VIII favorit selalu memanfaatkan waktu bebas untuk browsing di kelas dengan memanfaatkan wifi sekolah. Tapi, kamu segera ke ruang TU untuk melunasi uang bulanan oprasional sekolah yang sudah menunggak tiga bulan karena kamu lupa. Ya, kamu benar-benar lupa lho waktu itu.
Setelah itu kamu keluar ruang TU dan semua urusan keuanganmu terlunasi. Di luar sana kamu bertemu dengan Diana yang akan membayar uang sekolah. “Ka Harrel!” ucap Diana kaget melihatmu sekaligus senang bisa bertemu denganmu lagi. Diana tidak lagi perlu takut bertemu denganmu.
“Hai! Apa kabarmu?” Kamu bertanya sebagai basa-basi.
“Aku baik-baik saja, Ka Harrel dari TU?”
“Iya, kamu sendiri mau bayar uang sekolah?” Diana mengangguk dan kemudian kamu menyuruhnya untuk segera masuk TU karena di dalam mengantri panjang seperti antrian membeli tiket konser. “Mendingan kamu cepet ambil antrian sekarang!”
Diana pun hanya menurutimu dan meninggalkanmu, padahal Diana masih ingin melihatmu dan berbicara banyak denganmu. Selanjutnya kamu pun meninggalkan ruang TU.
***
Setelah Diana membayar uang sekolah. Diana segera mencarimu karena dia tahu tidak setiap hari kamu ada di sekolah. Dia memberanikan diri masuk kelasmu dan bertanya keberadaanmu tapi kamu tidak ada di kelas. Selanjutnya, Diana pergi ke lapangan basket karena kemungkinan kamu ada di sana sebab kamu adalah anggota tim basket sekolah. Dan lagi-lagi kamu tidak ditemukannya. Diana hampir putus asa melihatmu dan pergi ke toilet untuk menyegarkan dirinya yang kesal berlari-lari untuk mencarimu. Tapi tanpa diduga, dia bertemu denganmu di depan lorong toilet ketika Diana keluar dari toilet. Kamu datang untuk ke toilet.
“Ka Harrel….” seru Diana.
Lagi-lagi kamu hanya tersenyum. “Kita bertemu lagi ya!” balasmu kemudian tidak mempedulikannya karena kamu sudah kebelet kencing.
Tanpa kamu sadari Diana mengikutimu bahkan menunggumu di depan toilet laki-laki untuk memastikanmu supaya tidak hilang lagi. Ketika kamu keluar dari toilet, Diana segera berdiri di hadapanmu sambil tersenyum.
“Ada apa?” Kamu bertanya melihat Diana seperti itu.
“Kaka tidak lupa aku kan?” tanya Diana.
“Ng’gak, memangnya kenapa?” ucapmu kemudian berjalan meninggalkan toilet dan Diana mengekor di belakangmu.
Diana mengikutimu dan berjalan di samping kanan. “Aku tidak pernah melihatmu di sekolah akhir-akhir ini. Apa Kaka tidak masuk sekolah?”