Cinta Monyet Bukan Cinta Pertama

Prayogo Anggoro
Chapter #15

Mengaku Pacar

Sekitar jam enam pagi lewat tiga puluh menit, kamu sudah sampai di depan rumah Winda. Kamu pun menunggunya di depan rumah. Beberapa saat kemudian, Winda keluar lengkap dengan seragam SMP tanpa atribut. Kamu yang melihat tubuhnya yang ideal dibalut seragam yang rapi, langsung menatapnya dengan senyuman.

Rambutnya yang terikat ke belakang berwarna hitam lurus sangat indah dengan menyisahkan poninya yang menyamping ke kanan. Wajahnya dibalut bedak yang tipis dan natural menambahkan sinar di wajahnya, seragamnya yang pas ditubuhnya membuat dia begitu cantik dengan rok berempel-rempel yang setinggi lutut memperlihatkan kakinya yang jenjang. Bahkan sepatunya yang berwarna hitam putih membuatnya tambah cantik. Winda langsung berjalan mengambil sepedanya dan mengajakmu berangkat ke sekolahmu.

“Aku tidak salah liat Wind, ini kamu?” Kamu menatapnya kagum.

Winda memasang wajah malunya. “Jangan lihat aku seperti itu Rel!”

Winda langsung berjalan mengambil sepedanya dan mengajakmu berangkat ke sekolahmu. “Ayo berangkat!”

Kamu pun meghampirinya dan duduk di jok sepeda sedangkan Winda duduk di tempat boncengan di belakangmu. Selanjutnya, kamu mengayuh sepeda itu sampai masuk gerbang sekolah dan langsung memarkirkannya di deretan parkir sepeda yang sudah hampir penuh oleh murid lainnya. Winda yang baru melihat sekolahmu langsung takjub melihat sekolah sebesar itu, berleter U dengan tingkat dua lantai.

“Ini lebih besar dari sekolahku di Jakarta!” ujar Winda kagum.

“Tapi, tidak lebih baik dengan sekolahmu,” sahutmu sambil menyetadandarkan sepeda milik Winda itu.

“Maksudnya?” tanya Winda heran.

“Ngak apa-apa,” jawabmu sambil terkekeh.

Maksudmu, sekolahmu tidak lebih baik karena di sekolah itu memiliki banyak peraturannya meski kamu pun sering melanggar. Selain itu, premanisme di sekolahmu sangat merajai sekolah dan terorganisir dengan baik hingga kamu sebagai ketua OSIS harus memberantasnya. Jika kamu pun ingin sekolahmu menjadi lebih baik lagi. Memang, kamu sudah bekerjasama dengan Mix untuk memulai misi tersembunyi.

***

Kamu mengajak Winda menuju kelasmu. Melihat kelasmu yang super lengkap dari ruangan berAC dengan komputer yang tersedia di setiap meja. Winda merasa menyesal karena dulu tidak bisa masuk sekolah Pemimpin yang bergengsi itu.

“Sepertinya aku ingin pindah sekolah lagi!” ucap Winda kagum melihat kelasmu.

“Ngak semua kelas di sekolah ini seperti kelasku. Kamu harus bisa rengking satu atau minimal rata-rata raportmu sembilan puluh baru dapat kelas seperti ini,” ujarmu.

“Kamu memang pintar Rel,” balas Winda sambil menyubit pipimu.

Teman-temanmu yang melihat kalian berdua terheran. Siswi dari mana yang datang bersamamu? Dia seenaknya saja di sekolahmu seperti sekolahnya sendiri, bahkan ketika masuk kelasmu saja Winda langsung menyapa teman-temanmu dan gayanya sangat mudah akrab meski teman sekelasmu menatapnya heran.

Lihat selengkapnya