Akibat dihajar geng premanisme di malam dansa kelas IX, kamu mengalami luka yang cukup serius dan cedera yang lama. Kakimu mengalami sedikit retak di tulang kaki, tanganmu pun memiliki banyak luka, juga bagian tubuhmu memar membiru hitam tapi untungnya wajahmu tidak begitu parah. Hanya pelipis yang bengkak dan dalam seminggu sudah sembuh. Dan keningmu yang sobek hingga harus dijahit sebanyak tiga jahitan. Hanya luka dikeningmu itulah yang berpengaruh dalam penampilanmu diawal ajaran tahun baru. Karena beberapa luka yang belum sembuh total di awal tahun ajaran, kamu masih belum bisa masuk sekolah dan mengikuti kegiatan MOS.
Sebagai ketua OSIS yang semestinya hadir dalam acara penyambutan murid baru dan memberikan pengenalan kepada mereka terhadap lingkungan sekolah dan juga organisasi OSIS sendiri, kamu harus diwakilkan oleh Wulan sebagai wakil ketua OSIS I dan juga Alan yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS II. Selama tiga hari dalam acara MOS murid baru, Alan-lah yang paling banyak mengatur semua kegiatan dan tanpa Alan mungkin beberapa pengurus OSIS akan keteteran dalam melakukan persiapan. Dan sebenarnya kamu sendiri yang menunjuk Alan sebagai ketua penyelenggaran kegiatan MOS.
Kamu sendiri baru bisa hadir di hari terakhir kegiatan MOS. Di hari penutupan MOS itu yang diadakan berbagai lomba kretif antar kelas dan juga perseorangan, kamu membuka kegiatan terakhir itu sambil memperkenalkan dirimu. Banyak murid baru yang menanyakan siapa ketua OSISnya. Ketika kamu hadir di kegiatan itu yang diadakan di aula sekolah yang dapat menampung ratusan murid, kamu datang memberikan kejutan untuk mereka dengan mengenakan seragam SMP lengkap dengan atribut yang ada, ditambah lagi sebuah plester bergambar di kening bagian kananmu. Kamu masuk aula sekolah sambil tersenyum libra boy menyambut murid baru yang masih mengenakan seragam sekolah dasar.
Senyuman khas ala libra boy memberikan kesan yang hangat bagi mereka bahkan beberapa siswi terpana melihat kehadiranmu. Sungguh pandai kamu menarik perhatian orang. “Namaku Harrel Nugiarta, aku ketua OSIS di SMP Pemimpin!” Kamu tersenyum. “Maaf aku baru bisa hadir hari ini!” lanjutmu tersenyum halus penuh rasa sesal.
“Ketua OSISnya manis ya!” ucap beberapa siswi baru.
Seorang siswi berambut gelombang terpana melihatmu. “Aku menyukai ketua OSIS itu, sepertinya aku juga ingin menjadi ketua OSIS seperti dia!” ucapnya.
“Jangan-jangan kamu jatuh cinta, Neni!” sahut temannya.
“Ternyata ketua OSISnya ganteng, aku kira ketua OSIS itu berkaca mata dan terlihat culun tapi ini beda. Gayanya keren,” ucap murid baru lainnya yang kasak kusuk membicarakan penampilanmu.
Selain itu, Banyak yang menanyakan alasanmu tidak hadir dan kamu menjawabnya karena sakit akibat kecelakaan hingga dahimu harus dijahit dan tulang kakimu yang retak harus mengalami perawatan, tapi kamu mengatakan semuanya sudah baik-baik saja kecuali tersisa bekas jahitan di keningmu yang masih membekas. Alasan itu cukup masuk akal karena plester yang menempel di dahimu menunjukkan kebenarannya, tapi kamu masih bisa menunjukkan senyum ala libra boy pada mereka. Selanjutnya kegiatan terakhir MOS hari itu langsung dimulai.
Kamu yang melihat kekompakan mereka dalam mengkreasikan yel-yel kelas dan kesenian, kamu memberikan acungan jempol kepada teman-temanmu yang membimbing mereka selama tiga hari sebelumnya, tidak lupa kamu pun berterima kasih banyak pada mereka termasuk Alan. “Kamu memang pantas sebagai ketua OSIS yang seharusnya Lan,” ujarmu pada Alan ketika kalian berdua berjalan di koridor sekolah menuju ruang OSIS untuk persiapan upacara penutupan MOS.
“Huft.. seharusnya memang seperti itu, tapi kamu juga cukup baik kok Rel!” balas Alan sambil merangkulmu dengan semangat.
Aduh…
Kamu meringis kesakitan karena tubuhmu pasti rasanya masih seperti remuk dan sikap Alan yang berlebihan membuat sakit itu seolah menyiksa. Alan yang melihatmu begitu merasakan sakit langsung melepaskan sentuhannya. “Maaf Rel aku ngak tahu, itu sakit ya!” ujar Alan.
“Gak apa-apa,” balasmu singkat tanpa banyak komentar padahal itu begitu sakit rasanya. Ya kan?
Untuk berjalan dan bergerak saja kamu harus berpelan-pelan, tapi Alan seenaknya saja merangkulmu dengan semangat. Entah apa, dia senang atau sengaja, tapi rasanya dia tidak tahu apa yang terjadi padamu. “Sebenarnya, ceritanya seperti apa Rel sampai kamu kecelakan separah ini?” tanya Alan penasaran.
Sebenarnya tidak banyak yang cukup tahu tentang masalahmu malam itu kecuali Mix dan ka Ending, juga orang-orang yang menghajarmu sendiri. Kamu menutupi masalah itu dan mengklaim semua yang terjadi pada dirimu akibat kecelakaan lalu lintas saat pulang bersama ka Ending malam itu. Ketika kamu menjelaskan kebohongan pada Alan, tiba-tiba Mix memanggilmu dan segera menghampirimu untuk melihat keadaanmu. Dia sangat bersyukur kamu sudah bisa masuk sekolah.