Cinta Monyet Bukan Cinta Pertama

Prayogo Anggoro
Chapter #20

Perkemahan

Sejak pagi hari jum’at itu, peserta MOS sudah mulai mendirikan tenda di lingkungan sekolah. Untuk perkemahan PA ada di taman utama dekat kantin sedangkan perkemhan PI ada di taman dekat gedung kelas IX yang sekaligus dekat lapangan olahraga atletik. Sekitar jam delapan, semua tenda sudah berdiri dengan rapi. Segera upacara pembukaan kegiatan MOS dilaksanakan di lapangan upacara yang luas dan dapat menampung 1000 lebih murid setiap hari senin. Pak Daliman sebagai pembina pramuka membuka kegiatan itu dengan menancapkan sebuah kampak di atas pelepah pohon pisang yang sudah dibungkus rapi yang dilanjutkan dengan…. “Tepuk pramuka!” intruksi dari pak Daliman membuat semua peserta upacara melakukan hal itu.

Setelah upacara selesai, semua peserta mulai melakukan berbagai kegiatan. Jumlah peserta tergabung dalam 36 regu yang memiliki nama dari binatang untuk regu putra dan nama bunga untuk regu putri. Ketika hari mulai gelap para panitia mempersiapkan api unggun dengan dibantu para alumni yang diundang hadir di kegiatan itu. Selain itu, Alan dan kamu mengumpulkan peserta di lapangan volly untuk memberikan materi keorganisasian dan kepemimpinan.

“Organisasi adalah bentuk perkumpulan atau kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama,” kata Alan berdiri di depan peserta MOP bersama denganmu.

Kamu pun menambahkannya. “Sedangkan di sekolah, organisasi adalah wadah perkumpulan para murid untuk bekerja sama mewujudkan lingkungan sekolah yang baik dan sebagai pembelajaran kelak saat kita semua berkecimbung di dalam masyarakat nantinya.”

“Dan dibutuhkan pemimpin untuk mewujudkan semua itu,” sahut Alan.

Kamu tersenyum sambil merangkul Alan. “Dalam artian umum, pemimpin adalah seseorang yang bertanggungjawab besar terhadap seluruh badan organisasi, tapi semua bisa menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri sehingga kita semua dapat bekerja sama dengan memimpin diri sendiri untuk melakukan tugasnya.”

“Maka akan terciptalah tujuan yang baik untuk kita bersama,” sambung Alan membuat semua peserta terlihat senang dan memahami penjelasan kalian.

Mereka semuanya bertepuk tangan, melihat ketua OSIS dan pratama pramuka berdiri bersama saling melengkapi dan sangat bersaudara. So cool…!

Setelah materi itu selesai, dilanjutkan dengan pemilihan peserta untuk pembawa api dasa darma. Telah terpilih sebelas orang sebagai pembawa api dasa darma, kalian membawa mereka untuk berlatih langsung di lapangan upacara yang persiapan unggun apinya sudah selesai. Sementara itu, peserta yang lain dibimbing oleh DKP lainnya untuk latihan bernyanyi lagu-lagu api unggun.

Sekitar jam delapan malam, upacara api unggun pun dimulai yang diikuti oleh semua peserta dan panitia pramuka, juga tamu-tamu undangan dari ekscool lain dan para alumni. Acara dilanjutkan dengan pementasan seni budaya selama api unggun menyala. Diana yang merupakan anggota paskibra datang malam itu bersama teman-temannya. Selain sebagai tamu undangan, dari paskibra atau ekscool lainnya pun ditunjuk langsung menjadi panitia malam itu yang harus menjaga para peserta pramuka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, tim panitia akan bertambah banyak untuk mengawasi dan menjaga para peserta di malam hari yang gelap dan banyak ancaman dari luar.

Dengan adanya kegiatan upacara api unggun, menjadi daya tarik sendiri bagi orang luar untuk melihat kegiatan itu. Tamu-tamu yang hadir pun semakin banyak dari kalangan keluarga peserta yang menjenguk anaknya atau adiknya dan bahkan geng-geng luar pun bisa menerobos masuk ke lingkungan sekolah dan mengganggu kenyamanan peserta. Karena itulah para organisasi dari ekschool lain diundang untuk membantu memperketat keamanan. Selain itu, anggota PMR pun ditugaskan untuk menjaga setiap tenda dan mengecek peserta karena dikhawatirkan ada yang sakit. Setelah kegiatan api unggun, semua peserta diperintahkan untuk masuk tenda dan beristirahat sedangkan semua panitia dari ekschool lain masih berjaga-jaga bahkan setiap tenda ada satu panitia yang menjaga dan menemani peserta.

Kegiatan malam api unggun selalu mengalami pro dan kontra setiap pelaksanaan dari susunan acara. Malam itu, para panitia khusus dari pengurus pramuka beserta DKP dikumpulkan di ruang pramuka oleh para alumni-alumni mereka untuk membicarakan kegiatan malam itu yang pastinya banyak kesalahan dari berbagai segi. Kamu sebagai ketua OSIS tidak hadir dalam kegiatan khusus mereka dan kamu sendiri berada di kantor OSIS bersama ketua-ketua dari organisasi lain untuk membicarakan permasalahan antara pengurus pramuka dan alumni pramuka yang sering terjadi di setiap kegiatan perkemahan macam itu.

Kamu yang sebelumnya tidak pernah ikut mengurusi kegiatan pramuka, baru tahu bahwa permasalahan seperti itu sering terjadi. “Memangnya mereka membicarakan apa?” tanyamu pada Ita.

“Setahu aku dulu, DKP dikumpulkan untuk melakukan evaluasi dadakan tentang upacara api unggun dan di dalam evaluasi itu DKP akan dimarahi oleh alumni padahal alumni itu yang seenaknya melakukan hal yang lainnya untuk membantu mereka, tapi mereka menyalahkan DKP dengan tuduhan melakukan kegiatannya yang tidak maksimal,” ujar Ita yang duduk di sebelahmu di sofa depan meja sekertaris.

“Kamu yakin?” ujarmu.

“Di sekolah ini hanya alumni pramuka yang suka bertindak sewenang-wenang dan kadang mengambil alih kegiatan seperti upacara api unggun tadi, pembawa acara seni budaya saja dari alumni,” sahut Esti dari PMR yang duduk bersama Wulan di meja sekertaris sambil bermain internet.

“Harrel, menurutku kamu harus menyelesaikan perselisihan ini kalau bisa bubarin saja itu organisasi alumni, dia itu suka mengatur keamanan di sini,” ucap Pendri dari ketua anggota komite kedisiplinan sekolah yang duduk di depanmu sambil bermain gitar.

“Menurutku juga seperti itu, dari pertama alumni datang dia sudah mulai seenaknya sendiri di kegiatan ini,” ujarmu, “tapi kalau niatnya membantu sih tidak apa-apa, kelihatannya mereka itu seperti mengatur kegiatan ini, untuk membuat rintangan di POS akhir saja alumni ikut mengatur semuanya, Alan bilang itu sudah sering terjadi. Aku pikir sih baik-baik saja,” lanjutmu.

“Begitulah cara kerja alumni untuk menguasai kegiatan,” sahut Sandi dari ekschool pencinta alam yang duduk dekat Pendri.

Ketika kalian sedang serius mengobrolkan masalah DKP dan alumni, tiba-tiba seseorang membuka pintu ruang OSIS yang tertutup. Terlihatlah di balik pintu itu seseorang yang langsung menunjukkan giginya dengan senyum lebar.

“Maaf Ka! Ngambil lilin di mana ya?” ujar Diana.

Lihat selengkapnya