Di ruang OSIS yang nyaman terlihat beberapa anak perempuan tidur sedangkan Pendri, Sandi dan Anto masih bermain alat musik dan bernyanyi lirih. Kamu sendiri duduk di antara mereka sambil membaca komik untuk menghilangkan kantuk dengan ditemani segelas kopi panas. Ketika suasana yang nyaman itu berlangsung cukup lama bahkan Wulan masih sibuk dengan internetnya, tiba-tiba Alan masuk dengan membuka pintu secara kasar sampai berbuyi: Bruak!
Alan langsung menelendang sebuah kursi yang kosong dan wajahnya begitu sangat marah dan kesal. Tanpa banyak bicara, Alan langsung duduk di dekatmu dan meminum kopimu yang masih panas. Karena kopi itu panas, Alan langsung melemparnya ke dinding hingga gelasnya pecah: Prangk!
Dan membuat beberapa anak yang tidur di ruang OSIS terbangun.
“Kamu kenapa Lan?” tanya kamu sambil menyentuh pundaknya.
“Kamu ketua OSIS kan, aku minta kamu beri perhitungan buat alumni yang sok berkuasa itu,” ucap Alan sambil menangis dan itu pertama kalinya kamu melihat Alan menangis sedramatis itu. Menghawatirkan, sungguh menghkawatirkan! Takut….
“Sebenarnya apa yang terjadi?” Kamu bertanya lagi dan berpura-pura tidak tahu tentang hal itu supaya Alan menceritakannya lebih jelas.
Ita yang terbangunkan karena Alan langsung mengambil air putih dan memberikannya kepada Alan supaya Alan tenang. Setelah meminum air putih dari Ita, Alan pun mulai bercerita tantang evaluasi gila itu.
“Alumni bilang DKP itu tidak becus melakukan tugasnya. Dari pembukaan upacara saja yang mengibarkan bendera merah putih anak paskibra dan untuk tim kesehatan semuanya anak PMR dan dari pramuka hanya seberapa gelintir anggota DKP. Selain itu, segi persiapan dari mulai pembukaan masih kurang matang dan lebih parahnya lagi pada saat kegiatan upacara api unggun DKP tidak melakukan banyak tugasnya bahkan yang membuat api unggun pun dari alumni, yang mengajari peserta bernyanyi pun alumni sedangkan untuk keamanan semua dikerjaan oleh organisasi lain.”
“Alumni bilang yang dilakukan DKP apa?” ucap Alan setelah menjelaskan apa yang dikatakan alumni sambil mengepal tangannya dengan geram.
Kamu tahu, padahal DKP pun ada di setiap posisinya, anggota DKP tidak banyak dan jumlahnnya tidak mungkin memadai semua posisi dan harus ada organisasi lain di sampingnya sebab lingkungan sekolah luas dan peserta pramuka pun sangat banyak. Bahkan hubungan kerjasama ini pun baik dan semua itu merupakan saranmu supaya organisasi lain bisa ikut berpartisipasi dan membantu kegiatan pramuka yang besar itu. Tapi, bagi Alan semuanya menjadi terlihat kacau balau seperti kapal pecah! Seperti itulah gambarannya.
“Aku bisa mengerti Lan, kamu sudah benar dan teman-temanmu sudah bekerja dengan baik. Sekarang kita di sini tim yang memiliki kegiatan ini dan mereka hanya tamu undangan yang harus dilayani dengan baik supaya bisa menikmati acara ini dan memberikan komentar atau masukan jika ada kekuarangan atau kesalahan yang kita lakukan, tapi jika masalahnya seperti ini aku harus mengambil tindakan,” ujarmu didengarkan dengan baik oleh Alan dan yang lainnya.
“Terima kasih Rel!” balas Alan.
“Sama-sama Lan, lebih baik sekarang kamu dan teman-temanmu mempersiapkan kegiatan renungan malam, tapi sekarang masih ada sisa waktu satu jam lagi sebelum jam dua dan manfaatkan waktu itu untuk istirahat tidur, saya tidak ingin ada yang sakit karena DKP sudah bekerja sejak pagi.” ujarmu bijak.
Selanjutnya, Alan kembali ke ruang panitia yang ada di kelas kosong dan membiarkan para alumni menguasai ruang pramuka. Sementara itu, ketua organisasi yang lainnya melakukan patroli keamanan terhadap anggotanya yang melakukan penjagaan setiap POS yang rawan. Mereka pun membawa beberapa makanan dan minuman juga air panas untuk anak-anak yang menjaga di POS keamanan supaya tidak bosan dan mengantuk dengan membuatkan mereka kopi. Mereka para ketua organisasi termasuk kamu, ketua OSIS juga membantu bantara untuk melakukan kegiatan perenungan malam nanti yang akan dimulai sekitar jam tiga.
***