Perayaan hari tahun baru, sore itu kamu berdiri di jajaran penonton yang menunggu rombongan marching band sekolah Pemimpin yang setiap tahun baru merayakannya dengan bermain marching band keliling beberapa pedesaan. Kamu menunggu rombongan itu di depan warung mie ayam perempatan jalan Caringin. Pertama orang yang terlihat dari rombongan marching band itu tidak lain adalah mayoretnya yang tidak bukan adalah Diana. Diana terlihat begitu cantik memakai pakaian serba berwarna merah hitam seperti pasukan ala eropa sambil memutar-mutar tongkatnya dan sesekali melempar tongkat hingga tertangkap lagi oleh tangan membuat semua penonton bertepuktangan, untuknya.
Senyumnya yang lebar menghiasi wajahnya yang saat itu mulai memutih dan bersinar. Kamu tersenyum menatapnya, tapi Diana tidak melihat ada kamu di barisan penonton yang banyak sepanjang jalan. Kamu tersenyum senang ketika Diana berjalan di depanmu yang tatapan matanya lurus ke depan tanpa memperhatikanmu. Kamu mencoba mengejarnya, tapi karena banyak kerumunan penonton kamu tidak bisa mengejar Diana.
“Diana…” Kamu hanya berdiri menatap Diana menjauh dan hilang tertutup oleh pasukannya.
Mix yang berdiri di sampingmu meraih pundakmu. “Kamu tidak bisa mengejarnya, Rel!” Mix menggelengkan kepalanya.
***
Di pertengahan bulan februari, tugasmu sebagai ketua OSIS telah selesai dan digantikan oleh adik kelasmu bernama Imas yang merupakan teman Diana di paskibra. Di acara serah terima jabatan, terlihat Diana di barisan penguru OSIS yang baru dan merupakan anggota dari sekbid II. Ketika kamu memberikan ucapan selamat kepada semua pengurus OSIS baru, kamu bersalaman dengan Diana. Pasti hatimu yang merasakan perasaan aneh lagi mencoba bertahan dalam senyum ala libra boy. Diana hanya membalasmu seadanya seolah kamu tidak lagi ada dalam hatinya sama sekali.
Setelah acara pergantian ketua OSIS selesai, kamu berkumpul bersama teman-temanmu yang kamu temukan sejak masuk sekolah Pemimpin, di koridor kelas paling ujung. “Hai Mix! Aku bebas dari ketua OSIS!” teriakmu sambil menghampiri mereka yang duduk berantakan.
Mix yang melihatmu langsung berdiri dan bertepuktangan menyapamu. “Kamu adalah sahabatku yang tidak pernah membuangku sama sekali!” ujar Mix sambil merangkulmu.
“Kamu juga sahabatku yang tidak pernah menghindariku sama sekali!”
Kemudian, beberapa teman yag lain pun menepuk pundakmu sebagai sambutan hangat. Entah apa yang kamu pikirkan saat itu, berkumpul bersama preman sekolah dan seolah kamu bagian dari mereka? Padahal kamu baru lengser dari jabatan ketua OSIS. Apa saat itu kamu akan menjadi anak nakal lagi? Oh Tidak! Kamu tahu! Selama jadi ketua OSIS kamu sudah bersikap baik di sekolah dan itu bukan karena dirimu sendiri, sejujurnya itu juga karena Diana. Setelah kamu menemukan Diana, banyak hal yang berubah dalam hidupmu. Mencoba menerima rasa sakitnya cinta dan berkorban demi kebahagiaan orang lain. Haha! Seperti orang dewasa saja.
Tapi sejak Diana berpaling darimu yang telah menerima Alan apa adanya, meskipun itu adalah permintaanmu pada mereka untuk tetap bersama dan jangan menjadikan kamu sebagai alasan mereka berpisah, pasti dalam hatimu, kamu memendam luka yang dalam. Menyedihkan! Wajahmu seakan terpikir rasa sakit itu, tiba-tiba saja kamu melihat Alan dan Diana berjalan di koridor yang sama. Mereka sih tidak mendekatimu, tapi Alan mengajak Diana masuk ke dalam kelasnya.
“Sudahlah Rel! Kamu tidak perlu memikirkan mereka, masih banyak kok cewek yang mau jadi pacarmu.” Mix merangkulmu dari samping.
“Kamu bicara apaan sih Mix, seolah aku cowok yang payah aja!” balasmu ketus.
“Heiz, kamu payah!” sahut Mix, “Harrel gak payah kan, masa mantan ketua OSIS dan bintang basket sekolah payah, iya gak?!” lanjut Mix bicara tidak jelas dan temannya yang lain menyahuti.
“Sudahlah brisik! Aku lapar, kita ke kantin yuk!” ucapmu merasa sumpek ada di sana.
“Ok! Ayo kita ke kantin!” Mix mengajak rombongannya ke kantin bersamamu.
***
Kamu tidak lagi menjadi ketua OSIS yang harus menjadi contoh bagi murid yang lain. Kamu juga tidak perlu menjaga sikap untuk menutupi keburukanmu, ya karena selama kamu menjadi ketua OSIS, kamu terperangkap dalam kepribadian dirimu yang berbeda. Lalu, semuanya sudah berakhir. Tapi apa pantas kamu kembali menjadi dirimu yang dulu? Dirimu yang nakal, pelanggar peraturan. Rasa-rasanya itu tidak perlu, tapi hal itu terjadi. Kamu lagi-lagi bosan di dalam kelas yang sumpek dan kurang semangat.
Ketika jam pelajaran berganti, karena kamu tidak masuk kelas favorit_kamu tidak masuk ke kelas berikutnya untuk mengikuti pelajaran. “Harrel, kamu mau ke mana?” tanya Noi, teman sekelasmu yang melihatmu pergi tidak menuju kelas berikutnya.
“Jangan bilang-bilang ya! Aku mau kabur!” balasmu langsung berlari di antara kerumunan murid yang perpindah kelas untuk pelajaran berikutnya.
Kamu mulai mengendap-endap menuju lorong antara gedung kelas IX dan benteng sekolah yang luasnya kurang dari satu meter. Di sanalah rombongan anak nakal menunggu kawannya yang kembali pulang. Maksudnya kembali nakal setelah selama setahun diam di dalam sangkar kedisiplinan. Huff, bodoh sekali kamu, apa hebatnya sih jadi anak nakal?
“Sory Mix, aku lama!” ucapmu ketika sampai di sudut sekolah menemui sekawanan anak nakal.
“Aman tidak?” tanya Mix khawatir ada yang mengetahui kamu pergi.
“Aman!” jawabmu singkat.
“Hebat kamu, kupikir kamu sudah tidak bisa melarikan diri lagi seperti pecundang!” balas Mix.
Kamu melemparkan tasmu keluar benteng sekolah. “Memangnya aku pecundang!” sahutmu langsung melakukan ancaran dan meloncat ke benteng sekolah. “Ayo!” lanjutmu mengajak kawananmu.