Acara perpisahan kelas IX waktu itu diadakan pada malam hari. Terlihat gemerlap lampu bersinar indah penuh warna, tapi karena acara malam itu bukan acar pesta malam remaja seperti tahun lalu, karena itulah acara malam itu terlihat ramai oleh banyak tamu dan sama sekali tidak romantis.
Kamu yang datang sekitar jam tujuh malam hanya mengenakan celana jins dan kemeja berwarna abu-abu kotak dengan sepatu sekolah yang biasa kamu pakai. Ketika masuk gerbang sekolah, terlihat Neni berdiri sebagai penyambut tamu dengan beberapa temannya dari paskibra yang memakai balutan kain kebaya.
“Selamat malam Ka Harrel!” sapa Neni sambil tersenyum.
Kamu tersenyum libra boy. “Kamu di sini Nen?”
“Iya!”
Tiba-tiba seseorang datang. “Neni, aku dapatkan yang kamu minta,” ucap seseorang yang sedang berlari ke arah kalian.
Anak itu membawa dua bungkus aromanis yang sepertinya baru dia beli di depan sekolah karena banyak pedagang yang jualan malam itu. Dan kamu tahu, siapa dia yang memakai baju batik sebagai penerima tamu seperti Neni.
“Ka Harrel!” Anak itu terbengong melihatmu.
Kamu tersenyum sambil menepuk bahunya. “Jadi, apa kalian pacaran. Nendi?” katamu sambil melirik Neni. Biasanya anak remaja dulu suka memberikan aromanis pada pacarnya. Kamu pun menganggap mereka pacaran.
Nendi menggelengkan kepalanya dengan kaku, tapi Neni berbicara. “Iya Ka!”
Kamu menoleh pada Neni sambil tersenyum. Lalu menatap Nendi. “Jangan pernah kamu sakiti adikku, kamu akan tahu akibatnya!” Kemudian kamu pergi dengan senang karena Neni telah menemukan seseorang yang sayang padanya dan kamu bisa meninggalkan adik kelas yang sudah menjadi sahabat bagimu dengan tenang. “Aku masuk dulu ya!” Kamu meninggalkan mereka.
“Iya Ka!” balas mereka kompak.
***
Acara malam itu yang terlihat membosankan, kamu hanya duduk bersama teman-temanmu di tangga sudut sekolah yang terlihat gelap. Beberapa mereka merokok dan meminum cairan beralkohol, tapi kamu hanya terdiam saja.