Cinta Rahasia Sang Dokter

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #2

Kesalahan Emery

“Ma-maafkan saya, Dokter. Saya tidak sengaja,” ucap Emery. Dia menyesali perbuatannya dan terus mengelap area sensitif itu sambil menelan salivanya bulat-bulat.

“Sudah-sudah! Hentikan!” kata Ruben mencoba menghindarinya. Namun, Emery terus saja mengusap-usap noda di celana Ruben. Dia masih diliputi perasaan bersalahnya.

Ceklek!

“Astaga!” Seseorang membuka pintu ruang kerja Ruben tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Orang itu terkejut melihat perlakuan tidak pantas antara senior dan junior itu dalam satu ruangan.

Emery menoleh dan buru-buru menjelaskan keadaannya. Sebelum menjadi salah paham dan timbul masalah besar.

‘Gawat! Bisa jadi malapetaka ini,’ pikir Emery.

“Ruben, kamu ngapain sama koas itu?” tanya Sean, sepupu Ruben. Dia seorang dokter spesialis anak yang sering mengunjungi Ruben di tempat kerjanya.

Sean kaget mendapati sepupunya itu tengah bersama seorang wanita dan melakukan adegan tidak senonoh di depannya. Tidak! Bukan seperti itu kejadian sebenarnya, Emery sibuk menjelaskan. Namun, Sean malah mencibirnya

“Kalian melakukan hubungan terlarang ya di sini? Apa itu pantas dilakukan dokter spesialis yang begitu disegani semua orang di sini? Sampai bermesraan di tempat kerja dengan koas,” tuduh Sean. Pertanyaan Sean berhasil menyudutkan Emery dan Ruben.

“A-apa?” Emery tidak mengerti maksud ucapan Sean. Hubungan terlarang apa? Dia dan Ruben tidak ada hubungan apa-apa seperti yang dituduhkan Sean saat ini.

“Jaga bicaramu, Brengsek!” Ruben naik pitam.

Jelas sekali Ruben tidak suka melihat Sean mengolok-oloknya. Bahkan, suara Sean yang kencang itu bisa membuat seisi dunia tahu dan salah paham kepadanya.

“Kenapa kamu jadi tersulut emosi gitu? Biasa aja kali. Aku, kan, belum memberitahu ayahmu tentang perbuatan bejatmu itu,” Sean mesam-mesem penuh arti. Senyum licik pun tersungging di sudut bibirnya.

“Dasar penjilat!” umpat Ruben pada Sean.

Tidak lama, Sienna pun memasuki ruang kerja Ruben. Dia memenuhi panggilan seniornya. Setelah masuk, dia juga sama terkejutnya seperti Sean. Dia melihat Emery dan Ruben berduaan di ruang kerja dalam kondisi celana seniornya basah di bagian selangkangannya. Itu, kan, bisa menimbulkan salah paham.

“Emery, apa yang terjadi?” Sienna membelalak kaget. Ekspresi wajahnya mengejutkan para perawat yang tengah lalu lalang dan seketika mereka menjadi pusat perhatian.

“Ti-tidak! Jangan salah paham! Ini tidak seperti yang kalian bayangkan,” jelas Emery. Dia panik sekali karena takut semua orang berburuk sangka kepadanya.

Ruben mengepalkan tinjunya. Dia juga kesal dan akhirnya menyuruh semua orang pergi dari ruangannya.

“Kalian semua pergi dari ruanganku! Aku capek! Kalian menggangguku saja,” usir Ruben. Sembari menggiring Emery, Sean, dan Sienna keluar dari ruang kerjanya.

BRUUUKKK!

Ruben membanting pintu ruangannya, lalu menguncinya dari dalam. Setelah itu, dia rebahan lagi sambil menyelonjorkan kaki dan memejamkan mata.

“Brengsek! Semua orang itu tidak berguna,” umpat Ruben.

Baru saja Ruben memejamkan mata, ponselnya berdering. Panggilan masuk dari Direktur Rumah Sakit. Dia langsung terlonjak kaget dan buru-buru menjawab teleponnya.

Lihat selengkapnya