Cinta Rahasia Sang Dokter

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #11

Ketahuan Hamil

“Banyak amat makanannya. Dari siapa?” tanya Sienna. Ketika Emery memasuki ruangannya. Di sana, sudah ada Sienna yang sedang mengerjakan tesisnya.

“Nggak tahu dari siapa. Katanya ini buat aku,” sahut Emery.

“Lah? Kalau nggak jelas pengirimnya, terus kenapa kamu terima gitu aja?” Sienna heran sekaligus penasaran.

“Mau nolak nggak enak. Kalau dibiarin, ya … sayang aja. Mubazir, kan, buang-buang makanan,” Emery berdalih.

“Iya juga sih. Tapi, makanan itu banyak banget, lho, Mer.”

“Kalau kamu mau, kita makan bareng aja. Aku juga nggak bakalan bisa habisin semuanya,” tawar Emery.

“Beneran nih, Mer? Kelihatannya enak-enak makanannya. Cepat buka kalau gitu!” Sienna sudah tidak sabaran ingin segera mencicipinya.

Di ruangan itu, Emery dan Sienna tampak sedang menikmati makanan kiriman yang entah dari siapa pengirimnya. Itu tidak jadi masalah. Yang penting enak dan perut Emery bisa terisi. Ada paket Pizza lengkap dengan toppingnya yang beraneka ragam. Ada salad buah, kentang, jus strawberry dan mangga. Kelihatan lezat sekali dan menggugah selera, bukan?

“Oh iya, Mer. Tadi, kenapa kamu ninggalin aku sendirian di kafetaria sama Dokter Sean?” tanya Sienna disela-sela makan camilannya. Mulutnya penuh dengan makanan. Namun, dia sangat penasaran sekali dengan alasan Emery yang tiba-tiba meninggalkannya sendirian bersama Dokter Sean.

Sorry banget, ya! Aku tadi habis dari toilet terus dipanggil sama dokter lain,” kata Emery beralasan semampunya.

“Oh, gitu rupanya.” Sienna paham sekarang.

Padahal kenyataannya tidak begitu. Emery sengaja menghindari makanan yang berbau menyengat di hidung, yang bisa menyebabkannya mual-muntah. Sejak tahu dia hamil, dia harus mulai beradaptasi dan tidak sembarangan bicara tentang keadaan sebenarnya. Termasuk pada sahabatnya sendiri, Sienna.

“Cepat habiskan makananmu, Mer! Nanti malam kita ngelembur, kan?” Sienna memberitahu.

“Ah, iya ya. Aku lupa.” Emery tersenyum simpul menanggapinya.

“Lupa? Hari ini, kan, jadwal kita jaga di IGD, Mer.” Sienna kembali terheran-heran. Baru kali ini Emery lupa dengan kewajibannya.

“Maksudku, untung kamu ngingetin aku lagi. Gitu ….” Emery meringis.

‘Akhir-akhir ini sikapnya aneh banget,’ Sienna makin curiga.

***

“Hai Emery!” sapa Sean. Dia berpapasan dengan Emery di IGD.

“Selamat malam, Dokter Sean,” Emery balas sapaan Sean. “Maafkan saya tadi selama di kafetaria, Dok,” sesalnya.

“Oh, soal itu. Nggak apa-apa, kok. Santai aja,” sahut Sean.

Emery menyunggingkan senyum di depan Sean. Pertama kalinya dia tersenyum pada seorang pria hanya karena bentuk perhatian kecil dari seniornya itu.

“Apa tadi kamu makan yang banyak?” tanya Sean tiba-tiba.

Lihat selengkapnya