Cinta Rahasia Sang Dokter

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #27

Mereka Bertemu Lagi

Emery bergegas pergi bersama Bonar menuju ke lokasi. Sean pun mengikutinya dari belakang, sekalian dia juga ingin tahu tentang keadaan pasien. Tidak hanya itu, Sean berharap Emery bisa mengandalkannya ketika wanita itu membutuhkan bantuannya nanti di sana. Rupanya Sean kurang suka pada pria tentara yang kini jalan berdampingan dengan Emery.

“Siapa tentara itu? Kenapa dia akrab banget sama Emery?” gumam Sean saat sedang cemburu. Dia masih mengawasi gerak-gerik mereka.

“Sebelah sini, Dokter Emery. Hati-hati jalannya licin!” kata Bonar seraya memperingatkan Emery.

“Ah, iya. Terima kasih, Bang,” ucap Emery.

“Cuih! Caper banget sih tuh orang,” cibir Sean sambil menyipitkan mata.

Sean makin tidak suka dengan sikap Bonar yang sok cari perhatian di depan Emery. Tak tinggal diam begitu saja, dia pun bergegas mendahului langkah Bonar. Kini, dia berada di garda terdepan bersama Emery.

“Maaf, Anda ini siapa ya?” tanya Bonar ingin tahu. Habisnya Sean langsung nyelonong begitu saja di hadapannya. Menurutnya, itu sangat tidak sopan.

“Saya ini pacarnya Dokter Emery. Kenapa?” jawab Sean dengan tegas.

“Pacarnya?” Bonar mengernyitkan dahi. Lalu, dia menoleh ke arah Emery. “Apa itu benar, Dokter Emery?”

“Belum jadi, kok,” sahut Emery sambil berlalu pergi meninggalkan kedua pria itu.

“Tapi, tidak lama lagi kami bakalan jadi pasangan kekasih. Gitu, kan, Emery?” Sean segera menyusul Emery.

“Apaan sih? Kenapa dia harus ngaku-ngaku jadi pacarku segala di depan Bang Bonar?” gerutu Emery sambil terus melangkah. Dia jadi kikuk sendiri di hadapan Sean tadi. 

“Mer!” panggil Sean. Dia meraih tangan Emery dan berhasil menghentikan langkahnya.

“Dokter Sean, kita harus bergegas. Ada pasien gawat darurat yang harus segera kita tolong,” kata Emery beralasan. Dia hanya ingin fokus pada pasiennya untuk saat ini.

“Oh iya. Kamu benar.” Sean jadi malu sendiri. Dalam keadaan genting seperti ini dia masih saja memedulikan masalah pribadinya yang belum tuntas dengan Emery.

Entah kenapa Sean jadi sulit sekali mengendalikan perasaannya sejak bertemu lagi dengan Emery. Wanita itu sangat memesona dan membuatnya tak ingin kehilangan sosok lembut seperti Emery di dalam hidupnya.

“Itu dia pasiennya!” tunjuk Bonar memberitahu Emery.

“Benarkah?” Emery segera menghampiri pasien ibu hamil tersebut. Bonar mengangguk.

“Kita harus segera membawanya ke tempat yang lebih aman dan nyaman dari sini,” usul Emery.

Sean melihat kanan-kirinya. Di hutan seperti ini memangnya ada tempat yang lebih baik? Dia cukup kebingungan memikirkannya.

“Ada,” kata Bonar.

“Di mana itu, Bang?” Emery ingin tahu.

“Saya bisa menunjukkannya. Tidak jauh dari sini. Tapi ….” Kalimat Bonar terhenti beberapa saat. Sepertinya dia melupakan sesuatu.

“Tapi apa, Bang?” sela Emery. “Apa kita lupa membawa tandu darurat untuk membawanya?” tebaknya.

“Iya, itu maksud saya,” kata Bonar membenarkannya.

Astaga. Emery baru saja ingat. Lalu, bagaimana sekarang? Bagaimana caranya menggotong pasien itu?

“Biar aku yang menggendongnya,” kata Sean menawarkan. Emery dan Bonar langsung menoleh ke arahnya bersamaan.

“Dokter Sean, Anda yakin?” Emery meragukannya.

Lihat selengkapnya