Emery diberitahu kalau tenda khusus sebagai ruang pemeriksaan dokter Ruben berada di samping tendanya. Dia juga sempat terkejut setelah mengetahuinya. Namun, apa daya. Emery tidak bisa memprotesnya pada Kepala Desa. Itu sudah menjadi kebijakan Kepala Desa.
‘Sial! Kenapa dia harus berada di dekatku?’ gerutu Emery.
“Dokter Emery!” panggil Kepala Desa. “Bisakah Anda membantu Dokter Ruben ke tendanya?” pinta beliau.
Emery mengangguk perlahan. Dia tidak bisa menolak permintaan Kepala Desa. Jadi, terpaksa dia memenuhi permintaannya. Sekilas dia melirik ke arah Ruben, pria itu sedang tersenyum ke arahnya.
Emery malas sekali membalas senyum Ruben yang terlihat palsu, menurutnya. Dia lebih suka membuang muka dan menyuruh Ruben untuk cepat mengikuti langkahnya. Dia tidak punya waktu untuk bercanda. Apalagi menunda-nunda pekerjaannya. Pasiennya juga sudah lama menunggunya.
“Silakan Anda istirahat dulu saja di tenda itu! Saya akan kembali memeriksa pasien,” kata Emery sambil pamitan.
“Emery! Tunggu!” cegah Ruben seraya meraih tangannya. Dia refleks melakukannya. Tanpa sadar Emery menatapnya tajam.
Ruben segera melepas tangan Emery. Dia jadi tidak enak melihat tatapan Emery, yang seolah-olah menyimpan dendam kesumat kepadanya.
“Bersikaplah profesional! Di sini, saya adalah senior Anda. Tolong pahami posisi saya di sini. Anda mengerti, kan, maksud saya?” tegur Emery.
“Oh, oke. Maaf atas kelancangkanku kalau begitu,” sesal Ruben.
Emery lantas bergegas pergi usai menegur sikap Ruben yang seenaknya kepadanya. Dia jadi risih karena Ruben memperlakukannya sama seperti juniornya di rumah sakit, tempat mereka bekerja dulu.
“Wanita itu … kenapa dia makin menarik akhir-akhir ini?” gumam Ruben. Dia masih memerhatikan punggung Emery yang menjauh darinya.
Selang beberapa menit kemudian, seorang pasien berteriak histeris meminta pertolongan. Emery bergegas menemui pasien tersebut.
“Apa yang terjadi pada ibu hamil ini?” tanya Emery pada perawatnya.
“Usia kandungannya baru 7 bulan. Tapi, ibu ini mengalami kecelakaan jatuh dari tangga ketika sedang menjemput putranya di sekolah,” jelas perawat.
“Astaga!” Emery langsung memeriksa keadaan kandungannya. Dia takut terjadi sesuatu pada ibu dan janinnya.
“Silakan ikut saya!” kata Emery mengarahkan.
Pasien tadi segera dibawa ke tenda darurat. Emery akan memeriksa rahimnya menggunakan USG. Sementara itu, pasien-pasiennya yang lain akan ditangani oleh dokter lain.
“Cepat panggilkan Dokter Ruben di tendanya!” perintah Emery.
“Baik, Dok!” kata perawat itu patuh. Dia langsung pergi memberitahu Ruben.
Tak lama waktu berselang, Ruben pun datang menghampiri Emery dan pasien gawat darurat itu. Sepanjang perjalanan menuju tenda darurat, Ruben sudah diberitahu oleh perawat terlebih dahulu kondisi dan kronologi kejadian yang dialami oleh pasien tersebut. Sehingga, dia tak lagi bertanya pada Emery sesampainya di tenda itu.
“Bagaimana USG-nya? Apa kamu sudah memeriksanya?” tanya Ruben pada Emery.