Cinta Rahasia Sang Dokter

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #39

Gimana Kalau Kita Tinggal Bersama?

“Gimana menurutmu, Emery?” tanya Ruben sembari menggodanya. Dia menunggu jawaban dari Emery.

“Tidak bisa,” tolak Emery dengan tegas.

Raut wajah Ruben langsung berubah seketika. Dia tidak menyangka kalau Emery berani menolak permintaan seniornya.

“Kenapa?” Ruben bingung. “Bukankah itu lebih baik jika aku tinggal bersamamu di sini? Lagipula, rumahmu ini cukup luas dan kita bisa berbagi kamar. Kulihat ada kamar kosong di sebelah kamarmu itu.”

“Tidak!” Sekali lagi Emery menegaskan. “Anda tidak bisa tinggal di sini bersama saya.”

“Aku akan membayar uang sewanya. Anggap saja aku mengontrak di sini. Aku ngerasa di sini sangat nyaman dibandingkan dengan tenda relawan di balai desa,” Ruben beralasan.

“Jika Anda ingin tinggal dengan nyaman, carilah hotel atau apartemen saja,” saran Emery.

“Tapi, aku ingin dekat denganmu. Kamu juga bisa menyiapkan sarapan untukku setiap pagi dan kita bisa makan malam bersama. Gimana?”

“Pergi!” usir Emery sebelum dia mempersilakan Ruben masuk ke rumahnya. “Anda benar-benar mengganggu jam tidur saya.”

“Emery, tunggu! Aku ke sini mau numpang mandi lagi. Tolong jangan usir aku dulu! Aku akan pergi setelah mandi, oke?” Ruben bernegosiasi.

Emery menatap ke arahnya. Benarkah Ruben hanya ingin menumpang mandi saja? Atau ada modus lain mendekati Emery.

“Ayolah! Biarkan aku mandi di sini. Aku sudah jauh-jauh datang ke rumahmu. Masa iya, aku pergi dari sini tanpa mandi dulu,” bujuk Ruben dengan segala bujuk rayunya.

Ruben merajuk di depan Emery. Akhirnya, Emery luluh dan membiarkan Ruben mandi di rumahnya. Setelah mengizinkannya, Emery kembali ke kamarnya dan tidur lagi sambil menunggu waktu.

Sementara, Ruben yang begitu antusias bergegas mempersiapkan diri. Dia juga berencana membuatkan sarapan pagi untuk Emery. Sebagai ungkapan balas budinya karena Emery sudah mengizinkannya masuk ke rumahnya.

Emery menarik selimutnya dan berusaha memejamkan mata kembali. Dia masih mengantuk. Lumayan, masih ada sisa waktu satu jam setengah sebelum pergi bekerja. Dia akan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat sejenak. Karena setelah sampai di tempat kerjanya, dia akan sangat sibuk sekali dan tidak ada waktu untuk tidur.

Sayangnya, suara Ruben yang berada di kamar mandi sangat mengganggu ketenangan tidur Emery. Pria itu malah bernyanyi, suaranya cukup kencang dan memekakan telinga Emery.

“Astaga! Kenapa dia berisik sekali?” keluh Emery. Dia jadi tidak bisa tidur lagi.

Tidak hanya bernyanyi, selang beberapa menit kemudian Ruben juga hendak memasak di dapur. Namun, dia menanyakan semua hal pada Emery. Mulai dari peralatan masak sampai bumbu dapur yang tidak kelihatan berada di dapur. Dia jadi kebingungan karena berada di rumah orang lain.

“Emery! Di mana kamu meletakkan garam dan penyedap rasa?” tanya Ruben dibalik pintu kamar Emery.

“Di lemari makanan, laci kedua,” sahut Emery dari dalam.

Lihat selengkapnya