“Maaf, apa saya mengganggu kalian?” Sienna agak canggung ketika memergoki Emery dan Ruben sedang bersama di tenda pemeriksaan.
“Ah, tidak. Saya akan pergi sekarang. Permisi,” kata Emery buru-buru pergi. Dia diuntungkan dengan kedatangan Sienna ke tenda itu.
Jantung Emery masih berdegup kencang saat bersama Ruben. Dia menghela napas panjang dan berusaha tetap tenang. Dia harus bersikap seperti seorang yang profesional. Dia tidak boleh mencampur-adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
“Tapi, kenapa Ruben yang sekarang berbeda sekali dengan yang dulu? Dia terlihat lebih manis dibandingkan sebelumnya,” khayal Emery. Dia senyum-senyum sendiri memikirkannya.
Emery berjalan menuju balai desa. Saat ini, dia membutuhkan ketenangan. Jadi, dia akan berjalan-jalan sebentar sambil memeriksa tenda darurat.
Tak lama waktu berselang, telepon Emery berdering panjang. Ada panggilan masuk dari Sean.
“Sayang, kamu dari mana saja? Kenapa tidak menjawab teleponku tadi pagi?” tanya Sean di seberang sana. Sepertinya dia protes karena Emery tidak menggubris panggilannya.
“Kamu meneleponku, benarkah?” Emery tidak menyadarinya. Karena dia lupa mengecek teleponnya.
Ah, iya benar. Ada notifikasi panggilan tak terjawab dari Sean sebanyak dua kali.
“Aku minta maaf. Tadi, aku sangat sibuk jadi belum melihat panggilanmu,” kata Emery beralasan.
“Tidak apa-apa. Aku bisa memahamimu, Sayang. Apa kamu sudah makan siang?” tanya Sean mengalihkan pembicaraan. Dia perhatian sekali pada pacarnya.
“Belum sempat. Setengah jam lagi aku akan makan siang dengan Sienna setelah aku mengecek pasien di tenda darurat,” jelas Emery.
“Baguslah! Jangan sampai kamu telat makan, ya,” Sean menasihatinya.
Emery tersenyum menanggapinya. Dia beruntung sekali memiliki kekasih seperti Sean yang begitu perhatian dan pengertian kepadanya. Tetapi, sayangnya hati Emery milik pria lain.
“Sayang, apa Ruben mengganggumu di sana?” Sean ingin tahu.
“Ah, itu … tidak. Dia sama sekali tidak menggangguku. Kamu tenang saja,” terang Emery.
“Benarkah?” Sean merasa tidak enak hati saja saat ini. Dia jadi berprasangka buruk karena Emery dan Ruben dekat sekali.
“Ya, itu benar.” Emery terdengar gugup menjawabnya. Namun, dia berusaha menutupinya agar Sean tidak mencemaskannya.
“Jika dia macam-macam sama kamu, beritahu aku! Jangan menyembunyikan apapun dariku! Kamu mengerti maksudku, kan?”
Setelah memperingatkan Emery, Sean juga meminta kekasihnya itu untuk mengambil cuti akhir bulan depan. Sean bilang dia akan memperkenalkan Emery ke keluarga besarnya. Mendengar permintaan Sean seperti itu Emery membelalak kaget.
“Sayang, ada apa? Apa kamu tidak senang jika aku memperkenalkanmu pada keluargaku?” Sean heran.