“Di mana kalung berlian itu?” Emery masih sibuk mencari kalung berlian yang dilempar Sean ke kolam ikan.
Emery turun ke dasar kolam. Dia berusaha menemukan kalung berlian itu. Dia takut sekali ketika memasuki kolam ikan yang tingginya hampir setengah badannya. Bagaimana jika kalung berlian itu benar-benar hilang, tidak bisa ditemukannya.
“Nona, apa yang Anda lakukan di sana?” Seorang pelayan datang menghampirinya. Dia terkejut melihat Emery turun ke kolam.
“Maafkan saya. Saya sedang mencari barang saya yang hilang di sini,” Emery beralasan.
“Barang seperti apa itu, Nona? Saya akan membantu Anda,” kata pelayan itu menawarkan diri.
“Kalung saya,” jelas Emery sambil terisak. Dia mengatakan pada pemuda itu sambil berurai air mata.
“Baik. Saya akan membantu Anda mencarinya.” Pemuda itu turun ke kolam ikan untuk membantu Emery mencari kalungnya yang hilang.
Selang satu jam kemudian, kalung itu akhirnya bisa ditemukan. Emery menghela napas lega. Syukurlah kalung itu sudah kembali ke tangannya.
“Terima kasih atas bantuanmu,” ucap Emery.
“Tidak apa-apa, Nona,” balas pemuda itu dengan sangat ramah. “Tapi, pakaian Anda jadi basah, Nona.”
Pemuda itu memerhatikan penampilan Emery yang sudah basah kuyup. Dia merasa kasihan sekali melihat Emery, yang sedari tadi merasa putus asa karena kalungnya belum ditemukan. Sekarang, kalung berlian itu sudah aman bersamanya. Lantas, apa yang bisa pemuda itu lakukan untuk membantu Emery lagi?
“Nona, apakah Anda memiliki seseorang yang bisa saya hubungi? Agar dia bisa menjemput Anda di sini?” tawar pemuda itu.
Emery menangis sejadi-jadinya. Lalu, dia memberikan ponselnya pada pemuda itu sambil mengarahkan nomor yang akan ditujunya. Tak lama waktu berselang, terdengar jawaban dari seberang sana.
“Emery, kamu di mana sekarang?” tanya Ruben panik.
“Maaf, apa Anda suami dari Nona Emery?” Pemuda itu balik bertanya dan memastikannya.
Ruben merasa heran mendengar suara seorang pemuda yang menjawab telepon Emery. “Siapa kamu? Dan kenapa telepon istri saya ada padamu?”
“Maafkan saya, Tuan. Istri Anda sekarang berada di restoran kami dan dia basah kuyup. Bisakah Anda datang untuk menjemputnya ke sini?” jelas pemuda itu.
“Basah kuyup? Apa yang terjadi kepadanya?” Ruben penasaran dan mendesak pemuda itu untuk segera memberikan alamat restoran tersebut.
Ruben khawatir sekali dengan kondisi Emery saat ini. Dia bergegas menuju restoran itu untuk menjemput Emery. Kebetulan sekali dia masih berada di sekitar rumah sakit. Jadi, tidak perlu waktu lama sampai di sana.