Cinta Rahasia Sang Dokter

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #55

Rebut Hatinya Lalu Tinggalkan Dia

Emery menyunggingkan senyum licik di hadapan Profesor Rudiana. Ucapannya begitu meyakinkan sehingga membuat Profesor Rudiana percaya kepadanya. Tanpa pikir panjang, Profesor pun menerima tawaran Emery. Karena Emery sudah berjanji kepadanya tidak akan melakukan sesuatu yang merugikannya, termasuk berhubungan lagi dengan Ruben, putranya.

“Baiklah. Saya akan menerimamu lagi di sini. Tapi, untuk sementara, kamu belum bisa masuk ke rumah sakit dan bekerja di sana. Saya ingin melihat buktinya terlebih dahulu. Kalau kamu benar-benar tidak mengganggu putra saya lagi,” kata Profesor Rudiana.

“Saya mengerti, Profesor,” balas Emery sambil menganggukkan kepalanya.

“Jika kinerjamu bagus dan kamu mendapatkan nilai sempurna di setiap mata kuliah yang diberikan di kampus, saya akan mempertimbangkan lagi posisimu di rumah sakit,” janji Profesor Rudiana.

“Terima kasih, Profesor. Saya janji, saya akan belajar lebih rajin lagi,” ucap Emery.

“Bagus. Saya tidak akan pernah menerimamu lagi di rumah sakit apabila kamu lalai dengan studimu,” Profesor menasihatinya.

“Saya akan ingat kata-kata Anda, Profesor.” Emery patuh sekali. Dia terpaksa melakukan hal itu agar dia bisa kembali diterima bekerja di rumah sakit.

Profesor Rudiana pergi meninggalkan Emery setelah berbicara dan bersepakat dengan kekasih putranya itu. Dia tidak tahu bahwa Emery dan Ruben menjalani hubungan sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuannya.

“Aku harus bermain cantik supaya Profesor tidak mencurigaiku,” gumam Emery.

Tekad Emery sudah bulat. Dia akan membalas semua perbuatan orang-orang yang telah merendahkannya di rumah sakit. Termasuk Profesor Rudiana yang sudah mengusirnya dari rumah sakit.

***

Emery mencari rumah murah untuk tempat tinggalnya. Kebetulan Sienna ikut membantu mencarikan rumah sederhana untuknya. Ketika Emery pergi melihat-lihat rumah sewa itu, Ruben tidak setuju jika kekasihnya itu tinggal di tempat kumuh dan tidak layak untuk ditempati.

“Kamu yakin mau tinggal di tempat seperti ini? Kamu ini calon dokter spesialis.” Ruben mengerutkan keningnya.

“Tidak apa-apa. Hanya untuk sementara aku tinggal di rumah sewa ini. Bagaimana menurutmu?” Emery meminta pendapat Ruben.

Ruben menggeleng. “Aku tidak setuju. Kamu layak mendapatkan tempat tinggal yang lebih bagus dari tempat ini.”

Emery menoleh ke arahnya. “Aku tidak punya uang sebanyak itu untuk membeli rumah yang bagus. Lagi pula, aku hanya tinggal sendirian di rumah. Sebagian besar waktuku juga habis di kampus dan di rumah sakit. Jadi, percuma saja aku punya rumah yang bagus dan besar.”

Ruben menatap lekat-lekat ke wajah Emery. Lalu, dia meraih tangan kekasihnya. “Aku ingin memberikan yang terbaik untukmu.”

“Caranya?” Emery bingung. Dia tidak mengerti maksud ucapan Ruben.

“Aku akan membelikan rumah untukmu. Jadi, kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli rumah kecil ini,” kata Ruben.

“Apa? Kamu mau belikan rumah untukku?” Emery membelalak kaget.

Ruben mengangguk mantap. “Tentu. Aku bisa membelikan apa saja yang kamu mau. Kalau hanya beli rumah saja, aku masih mampu.”

“Tidak mau. Aku tidak ingin merepotkanmu,” tolak Emery.

“Kenapa? Bukankah nanti kita akan menikah? Jadi, kita akan tinggal bersama di rumah itu. Seperti waktu itu aku menumpang tinggal di rumahmu. Aku butuh rumah yang besar untuk tempat tinggal kita berdua,” usul Ruben.

“Jangan memboroskan uang! Kamu harus banyak menabung. Nanti kalau ayahmu tahu kalau kamu membelikanku rumah, entah tuduhan apalagi yang akan kuterima darinya.” Emery bersikeras menolaknya.

“Ayahku tidak akan tahu. Lagipula aku punya banyak tabungan dan aku sama sekali tidak pernah mengganggu uang warisan dari ayahku. Jadi, kamu tenang saja dan tidak usah khawatir soal hal itu.” Ruben meyakinkannya.

Lihat selengkapnya