Cinta Sampai Mati

Nakshatra B.
Chapter #1

1

~ Bahkan sampai sekarang gue percaya beberapa orang bukan ditakdirkan untuk jadi jomblo terus-terusan. Karena mencintai seseorang adalah pilihan yang membutuhkan perjuangan ekstra. Ini hanya sepenggal kisah gue dengan dia yang nggak akan pernah bisa gue lupain. Kebahagiaannya, keseruannya, dan... kalian ikutin aja deh... siapa tahu kita punya nasib yang sama. ~



~ POV. Barra ~


Jakarta, 8 Februari 2024

Kamar Barra…


GUE Barra. Udah 33 tahun ini gue tinggal sama ibu dan Levi –kakak gue, dan cuma bisa terima nasib kalau sampai sekarang gue masih jomblo.

Sebenarnya bukan karena gue nggak laku. Tapi cewek yang gue taksir cuma dua. Itu juga waktu gue masih kelas 12 SMA, dan gebetan gue itu sudah nggak tahu ada di mana. Namanya juga cinta monyet. Jadi, gue nggak serius-serius amat untuk ngejar dia.

Yang terakhir, gue naksir Dhea. Dia influencer di LivesMe yang cukup terkenal. Kalau nggak, follower sekaligus fansnya nggak sampai ratusan ribu yang selalu love dan komen post-post-nya. Termasuk gue. Sayangnya, dia nggak kenal gue. Tapi gue terlanjur jatuh cinta sama dia. Semoga di akhir tahun nanti, gue sudah bisa ganti status sebelum umur gue makin tua lagi.

Setelah menaruh kunci mobil gue di kamar, notifikasi di ponsel gue berdering, dan gue langsung melihat ke layar.

Yes! Dhea live!” Senyum gue mengembang. Sekarang zaman sudah berubah, dan gue senang bisa melihat dia live, bikin posts atau reels di LivesMe tanpa perlu susah payah lagi. Gue cepat-cepat menaruh kunci mobil gue ke meja, dan menaruh ponsel gue ke tripod kecil yang biasanya ada di meja kerja gue.

Sudah seharian gue bersabar nunggu Dhea live atau bikin post baru, hampir bosan karena harus me-refresh profil LivesMe Dhea hanya untuk menanti kontennya yang baru. Entah foto potret dia yang terbaru atau suaranya yang selalu membuat hati gue bahagia setiap mendengarkannya.

Tiap pulang kantor, gue nggak pernah mau ketiduran sebelum jadi orang pertama yang bisa menekan tombol like lalu komen di reel-nya. Gue cukup lega walau hanya bisa mengirimkan emoticon Love setiap malam. Karena menurut gue, dia salah satu konten kreator yang cukup mengundang perhatian masyarakat luas setiap dia ngeluarin post yang baru atau hanya sekadar lives dan reels jalan-jalannya saja. Entah kenapa semua influencer yang gue lihat di aplikasi ini nggak ada yang seasyik dan semenarik sosok Dhea Miraya.

Gue rasa nggak ada salahnya kalau gue terus mengaguminya. Memang siapa yang mau melarang? Gue sudah punya pekerjaan tetap dan memang sudah saatnya cari jodoh. Jadi, hidup gue nggak sedih-sedih banget kayak orang-orang yang membutuhkan perhatian. Karena gue sudah bisa beli semua kebutuhan gue sendiri.

Kalau diingat lagi, gue sudah lama juga jadi follower-nya. Sejak LivesMe-nya masih sepi-sepi saja sampai akhirnya dia bisa terlihat selalu banjir kerjaan endorsement dan di-follow oleh banyak artis juga. Mungkin tergantung keberuntungan juga. Bahkan sampai sekarang gue percaya beberapa orang bukan ditakdirkan untuk menjadi jomblo. Karena mencintai seseorang adalah pilihan yang membutuhkan perjuangan.

Kalau lagi senggang di kantor, gue cuma ingin buka profil LivesMe Dhea. Sampai orang-orang di kantor tahu kalau gue fans sejatinya gara-gara layar komputer gue lupa ketutup dan gue lagi buka LivesMe gadis itu. Gue memang selalu ingin menyempatkan diri untuk melihat LivesMe-nya dulu sebelum gue menutup hari yang melelahkan. Gue nggak peduli ibu atau kakak gue di rumah heran kalau gue ketawa dan senyam-senyum sendiri setiap kami kumpul untuk makan malam atau sekadar nonton TV bareng mereka, karena dia memang punya daya tarik sendiri.

Tapi gue nggak berharap banyak untuk bisa ketemu Dhea selain cuma dari mimpi. Soalnya dia memang sudah jadi pujaan orang banyak. Untung saja keluarga gue belum tahu obsesi terpendam gue sama perempuan ini. Karena gue nggak mau dibilang nggak realistis dan membuang-buang waktu gue untuk lihat dia di LivesMe-nya saja.

Mungkin karena keluarga gue bukan orang-orang yang senang main di media sosial dan nggak tahu apa yang gue inginkan dalam hidup gue. Tapi gue yakin seratus persen bukan cuma gue yang suka banget sama dia. Soalnya gue lihat Dhea sudah punya banyak penggemar yang selalu komen hal-hal yang baik untuk dia walau dia seperti lebih suka hidup dalam akuarium tanpa celah yang nggak bisa tersentuh oleh khalayak ramai.

Jadi, gue rasa mereka nggak perlu tahu soal Dhea dulu. Gue nggak mau ibu marah kalau tahu gue belum mau nikah karena terus berharap bisa menikahi gadis itu di usia gue yang sudah kepala tiga. Gue cuma berharap ibu atau Levi, tahu kalau gue memang sudah suka sama gadis itu dan bermimpi nggak jadi jomblo ngenes yang bisa ketemu dia suatu hari nanti.

Lihat selengkapnya