Cinta Sampai Mati

Nakshatra B.
Chapter #14

14

~ POV. Dhea ~


JADI lo mau pindah, Dhe?”

Setelah bikin konten saat berkunjung ke kafe yang ada di Kemang ini, selera makanku jadi hilang mendengar pertanyaan Saskia. Padahal aku cuma bilang lagi cari-cari apartemen yang ada di daerah Jakarta Pusat. Mungkin di sana lebih murah daripada apartemen yang ada di Kalibata. “Kalo jadi, Sas. Gue lagi nunggu kabar dari Barra.”

“Ooh, gitu. Pokoknya kalo lo berdua nikah, gue siap bujuk nyokap gue biar lo berdua bisa dapet tempat yang bagus dengan harga okelah. Soalnya, rekanan venue dia udah banyak, Dhe.”

Aku hanya tertawa renyah. “Iya. Siap! Makasih ya, Sas,” sahutku sambil kembali mencolek saus dengan kentang goreng di piring kami. Karena aku memang terbiasa untuk sharing camilan dengan Saskia.

“Sama-sama, sayang. Gue jadi nggak sabar nunggu undangan dari kalian berdua, Dhe. Rexy juga selalu tanya soal kapan Barra sama lo nikah.”

“Iya, Sas.”

“Trus, kenapa lo kelihatan bete Dhe? Kalian lagi nggak berantem, ‘kan?”

“Nggak kok. Cuma males aja baca komentar akhir-akhir ini. Konten gue yang ngebahas pilihan ibu-ibu muda jadi rame banget yang komen. Memangnya salah ya, nikah muda? Cita-cita gue memang berumah tangga sebelum gue tua, Sas. Tapi ya, lo tahu kalo ekonomi nggak bisa bohong. Baru kali ini aja gue ketemu Barra.”

Saskia terkekeh mendengar ungkapan hatiku. Kalau saja dia tahu aku memang tak seberuntung hidupnya walau aku tetap bersyukur, mungkinkah dia akan mengasihaniku? Tapi rasanya masih terlalu cepat untuk membagi kisah hidupku selama ini dengan Saskia, dan aku hanya bisa memasang status pertemanan tanpa cerita sedih lainnya. Gadis yang memiliki orangtua yang memiliki harta dan rekanan bisnis yang banyak sepertinya nggak bisa dibandingkan dengan hidupku yang sejak lulus sekolah sudah terpaksa untuk bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan dari orangtuaku.

Lihat selengkapnya