Cinta Sampai Mati

Nakshatra B.
Chapter #36

36

~ Semua berubah. Bukan cuma hati, tapi juga hari yang hanya menyisakan rindu. Mungkin ini salahku juga karena terlalu berharap dia akan selalu kuat jadi sandaran hati. ~


~ POV. Dhea ~


Di Apartemen Dhea...

FAR, gimana caranya biar hubungan aku sama Barra bisa langgeng?” gerutuku bingung, tapi Farah hanya mengangkat bahunya.

“Minta maaf dengan tulus, Kak,” seru Dinda dan membuatku tersadar orang-orang yang peduli dengan masalahku bukan cuma Farah. Karena Farah sudah menganjurkanku untuk mencari laki-laki yang lebih baik dari Barra. Tapi yang aku cinta cuma dia. Memangnya hati bisa aku bolak-balik secepat detik berjalan? Kalau Tuhan nggak mengizinkan, aku nggak akan bisa berhenti mencintai Barra.

“Tapi maaf aja nggak cukup, Dinda.”

Aku terhenyak lagi dari lamunanku mendengar celetukan Farrah. “Iya, ya, Far. Aku seharusnya bisa lebih pengertian kalau dia udah banyak sekali berkorban buat aku?”

“Trus, gimana? Kak Dhea masih sayang sama Barra yang udah nggak bisa bikin Kakak bahagia?”

“Farah! Kok kamu ngomong gitu?” sergah Dinda heran.

"Memang iya, Din. Kak Dhea cerita sendiri kalau Barra lagi ada masalah keuangan,” ucap Farah.

Aku hanya mendengar keduanya terus berdebat. Sepertinya bertanya ke mereka bukan jalan keluar juga. Tapi setidaknya aku lega bisa mengeluarkan apa yang kuresahkan malam ini.

“Kalo itu udah jadi kenyataannya, mau gimana lagi, Kak?”

“Yang penting hubungan Kak Barra dan Kak Dhea nggak akan ada masalah, kan?”

Aku hanya pasrah saja dan mengangguk. Sejujurnya ingin sekali aku menepis ucapan Farah, tapi aku nggak bisa mengelak kalau keinginanku untuk jadi konten kreator sudah jadi sumber petaka dalam hidup Barra. Aku ingin sekali bisa jadi pacar yang bisa menaruh empati padanya daripada kehilangannya. Tapi sekarang rasa bersalah ini sudah menelan keberanianku untuk mencintainya. Mataku sudah sembab karena berhari-hari menangis. Sedih sekali melihat keadaan dan hubungan kami yang tiba-tiba harus remuk hingga tak berbentuk.

Aku nggak mengerti kenapa selama ini Barra selalu berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja. Padahal dia sedang rapuh dan nggak seperti yang terlihat olehku. Aku hampir nggak percaya kalau cintanya pernah sedalam itu. Sekarang apa yang dibilang Farah itu ada benarnya. Barra sudah nggak seperti laki-laki yang kukenal kali pertama kami bertemu. Aku pun sedikit kecewa karena dia baru mengungkapkan semua yang ia rasakan setelah kami menjalani hubungan yang seserius ini.

Lihat selengkapnya