Cinta Sampai Mati

Nakshatra B.
Chapter #38

38

~ POV. Dhea ~


Rumah Dhea, Cimahi, Bandung...

SELAMA ini aku cuma anak perempuan yang selalu berpura-pura kuat tinggal di kota besar. Nggak jarang aku selalu bilang kalau aku baik-baik saja kalau mereka menanyakan kabarku. Kini aku hanya mengurai air mataku di hadapan Papa dan Mama. Juga adik-adikku. “Maafin aku ya, Ma, Pa. Aku bukan anak yang bisa dibanggakan sama Mama, sama Papa.”

Lulu terus menyodorkan aku tisu walau air mataku sudah kering. “Udah, Lu,” seruku dan Lulu kembali mengambil kotak tisu dari hadapanku.

“Masih ada waktu untuk kamu pikirkan baik-baik, Dhe.”

“Iya, Kak. Bener kata Mama. Kalo di luar sana masih ada yang lebih baik kenapa nggak?” sahut Farah.

“Tapi menurutku, Kak Dhea teh bisa ketemu lagi laki-laki yang sayangnya nggak KW,” seru Dinda.

Lulu mengangguk kecil.

“Tapi Kak Dhea teh selalu punya waktu benang kusut hubungan Kakak ini kalo masih cinta sama Kak Barra,” seru Lulu.

“Aku minta maaf kalo selama ini udah salah paham juga sama Kak Barra. Aku kira dia bukan laki-laki yang baik untuk Kak Dhea,” ucap Farah sambil meringis ke arahku. Karena mereka sudah mendengar cerita dan alasanku putus dengan Barra. “Soalnya aku kira dia yang bikin Kak Dhea teh nggak pernah mau post siapa pacar Kakak. Maaf ya, Kak.”

Aku agak kaget mendengar permintaan maaf Farah, dan hanya bisa mengangguk. Karena sebenarnya memang bukan salah Barra. Semuanya salah aku yang selalu ingin jadi pusat perhatian. Kalau tahu demi mendapat endorsement aku harus kehilangan Barra, aku nggak akan melanjutkannya. Tapi aku sudah terlanjur jadi sumber masalahnya. Dia pasti akan pikir-pikir lagi untuk kembali padaku.

“Tapi apa sekarang ini cowok baik aja cukup, Kak?” Farah kembali mengingatkan aku.

Lihat selengkapnya