Tanpa terasa sudah hampir satu bulan aku bersekolah. Aku dan teman-teman di geng Scarlet masih melakukan rutinitas seperti biasa. Berangkat dan pulang sekolah bersama, makan di kantin bersama, menghabiskan waktu istirahat dengan bercerita banyak hal dan lain sebagainya. Semuanya masih dilakukan bersama-sama. Bahkan jika ada tugas sekolah yang mengharuskan dikerjakan secara berkelompok, kita sudah membentuk kelompok terlebih dahulu.
Di pagi hari itu, seperti biasa aku sebagai orang pertama yang menentukan akan naik bus apa, mengirimkan SMS terlebih dahulu kepada teman-temanku. Namun, bukan untuk naik bus. Aku mengabari mereka bahwa aku kesiangan dan masih bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Aku meminta teman-temanku untuk jangan menungguku dan berangkat lebih dahulu. Aku akan segera menyusul begitu sudah siap dan selesai dengan semuanya.
Teman-temanku pun mengiyakan permintaanku. Untuk kali pertama setelah terbentuknya geng Scarlet, aku berangkat ke sekolah sendirian. Setelah semuanya sudah siap, termasuk sudah sarapan dan tetek bengeknya, aku segera berjalan menuju trotoar menunggu bus.
“Jangan sampai aku terlambat sampai sekolah atau aku akan dihukum,” batinku.
Tak berselang lama, bus yang kutunggu akhirnya datang. Aku segera menaiki bus itu. Aku duduk di sisi kiri dekat pintu. Bangku single di mana kernet bus berdiri di depanku sambil berteriak-teriak mencari penumpang. Angin sepoi-sepoi menerka wajahku jika aku memajukan sedikit badanku. Aku sengaja memilih bangku itu supaya tidak ada yang duduk di sampingku entah siapapun itu. Tanpa geng Scarlet perjalananku terasa sepi dan lama. Aku hanya menatap keluar jendela di sebelah kiriku dalam diam, berharap mudah-mudahan aku tidak datang terlambat ke sekolah atau aku harus bersiap-siap untuk dihukum.
Sepanjang perjalanan aku hanya melamun. Tanpa terasa bus telah sampai di depan sekolahku. Bus itu pun berhenti untuk menurunkan para penumpang yang kebanyakan adalah pelajar di sekolahku. Sisanya adalah beberapa pelajar dari berbagai sekolah yang jaraknya lebih jauh lagi dari sekolahku. Aku sengaja tetap duduk supaya para penumpang yang ada di belakang bisa keluar dan turun terlebih dahulu.