Cinta Segitiga: Aku, Kamu dan Cicilan KPR

Tresnawati
Chapter #12

Dimas dan Daya Tarik Cicilan Ringan


Dina menatap layar ponselnya dengan ekspresi campur aduk antara bingung, penasaran, dan sedikit... deg-degan. Di layar, ada pesan dari Dimas:

"Hey, Din. Kalau kamu dan Ardi mau pertimbangkan refinancing, aku bisa bantu hitungin skemanya. Bisa bikin cicilan bulanan jadi lebih ringan. Aku di cabang BSD minggu ini, mampir dong kalau sempat 😉"

Dina menggulir layar ke atas. Sudah tiga hari Dimas intens mengirim pesan. Bukan dalam konteks mantan yang mendadak muncul bawa motor baru dan niat ngajak nostalgia, tapi sebagai marketing KPR yang entah kenapa terlalu peduli pada kebutuhan kredit rumah orang lain. Atau mungkin hanya kelihatannya begitu.

Ardi sedang sibuk mengangkat ember di dapur—kran bocor lagi. Rumah baru mereka sepertinya punya fitur tersembunyi: rembesan air mendadak dan tagihan PLN yang menanjak seperti grafik inflasi.

"Sayang," kata Dina setengah ragu, "kamu pernah denger soal refinancing, nggak?"

Ardi mendongak dengan wajah penuh tetesan air, bukan karena sedih, tapi karena plafon bocor.

"Refinancing? Itu yang kayak nyicil ulang, kan? Supaya cicilan bulanan lebih ringan tapi jadi makin lama lunasnya?"

"Iya... tapi bunganya bisa lebih rendah, katanya."

Ardi meletakkan ember dengan suara ‘plok’ yang pasrah. "Aku takut makin ringan di awal, tapi beratnya nanti pas anak kita mau masuk TK dan kita masih bayar rumah yang sama."

Dina diam.

Masalahnya bukan hanya soal cicilan. Masalahnya adalah Dimas. Dan caranya mengucapkan kata "cicilan" seolah sedang menyanyikan lagu cinta yang menggiurkan.


Pagi itu, Dina memutuskan untuk mampir ke kantor cabang bank tempat Dimas berjaga. Katanya hanya ingin "tanya-tanya", tapi dalam hati kecilnya, ada rasa penasaran yang tidak sepenuhnya soal angka bunga kredit.

Saat tiba di kantor, Dina langsung disambut oleh senyuman Dimas yang seperti sudah diatur oleh sistem CRM berbasis perasaan.

“Dina! Wah, seneng banget kamu dateng,” sapa Dimas sambil berdiri dari kursi kerjanya yang lebih empuk dari sofa rumah Dina sendiri.

Lihat selengkapnya