Cinta Sejati Sang Jendral

Yuyun Nurul Hidayati
Chapter #1

Kesedihan Bowo.

Bowo termenung di kamarnya. Terlihat kesedihan lewat pancar matanya. Tak ada yang bisa ia lakukan sekarang ini. Karna tiap kali ia mengingat istri dan anaknya. Dan kariernya. Membuat hati Bowo sakit. Apalagi ia di berhentikan secara tidak hormat oleh kesatuan. Bahkan saat itu istrinya belum sempat serah terima jabatan. Seakan akan ia di permalukan oleh atasan nya di ruangan tertutup. Tanpa ada penjelasan dan bukti nyata atas semua kesalahan. Membuat Bowo sangat sedih dan sakit hati. Namun ia tetap berusaha untuk tetap bersikap tenang. Dan berharap akan ada titik terang dari semua masalah yang sudah terjadi

" Ya Allah, inikah ujian mu padaku. Apa salahku sehingga aku mengalami derita yang menyakitkan seperti ini.

" Kalo ini takdir dari mu, kuat aku ya Allah. Seperti apa yang kau lakukan saat mengusir Adam dan Hawa dari surga ke dunia. Kau juga memisahkan Hawa darinya hanya karna satu kesalahan. Sehingga akhirnya, nabi Adam kembali bersama lagi bertemu dengan hawa. Sedangkan aku tidak ya rabb. Tapi kenapa aku harus mengalami semua ini. Ya Allah aku percaya pada mu. Bila ini takdir yang kau rencanakan. Tolong kuatkan jiwaku ini. Kau satu satunya penolong ku. Untuk bisa bertahan dan melewati semua ujian dari mu. Sehingga aku tetap bisa tegar untuk menjalaninya. Sampai masa ujian ini aku lalui," doa Bowo dalam hatinya

Lalu mata Bowo menatap nanar. Keluar jendela kamarnya.Menatap langit biru di luar sana. Bibir nya selalu tersenyum manis. Namun hatinya tidak baik baik saja untuk saat ini.

Malamnya Abdullah sahabat Bowo. Membawa Bowo kesebuah acara pesta mewah. Karena sudah beberapa hari ini Bowo terlihat sedih. Karna Bowo ingin menyenangkan temannya itu. Bowo pun ikut pergi ke acara pesta. Di sana Abdullah mengenalkan Bowo pada semua teman teman wanitanya. Dan akhirnya Bowo bisa melupakan kesedihannya untuk sesaat. Dan bercanda juga bercerita sambil tertawa senang. Bersama para wanita yang mengelilinginya.

" Apa kau senang kawan?" tanya Abdullah. Menatap lekat sahabat baik nya itu. Berharap Bowo tidak bersedih lagi.

" Ya aku senang kawan. Terimakasih sudah menghiburku malam ini," kata Bowo tersenyum.

" Kau bisa membawanya satu. Jika kau mau. Atau kau ingin membawanya pulang ," kata Abdullah berbisik mengoda Bowo

" Tidak kawan, terimakasih untuk acara malam ini. Mereka memang cantik dan sangat menarik . Namun aku ingin mengenal mereka hanya sebatas teman. Dan itu tidak lebih " kata Bowo.

" Kenapa? Apa kau tidak suka. Apa mereka masih kurang cantik,"bisik Abdullah lagi.

" Bukan itu masalahnya kawan, Mereka semua sangat cantik dan baik, juga sangat elegan. Aku menghargai mereka. Dan aku juga menghormati diri mu kawan," Bisik Bowo jujur sambil tersenyum.

" Oh ya, lalu kenapa kau tak memilih salah satunya. Untuk kau bawa bersenang senang ?" tanya Abdullah lagi.

" Maaf, aku tidak memilih mereka, bukan karena aku tidak suka. Tapi aku menganggap mereka sekedar teman biasa. Juga untuk menghormati mereka malam ini. Tapi untuk hal lain, aku tidak bisa. Aku hanya mencintai ibu dari anak ku. Dia lah satu satunya wanita yang sangat aku cintai sampai saat ini. Dan sampai kapan pun. Tak ada yang akan bisa menggantikannya dalam hati ku ini," kata Bowo lirih.

Lihat selengkapnya