Waktu pun berlalu dengan cepat. Bowo kembali setelah perang usai. Walau Bowo sempat jatuh dan hilang. Namun ia berhasil selamat dan kembali pulang. Atas doa sang istri. Bowo pun sangat senang, bisa menemani Titik melahirkan anak pertama mereka.
Kehadiran putra pertama mereka menjadikan kebahagian tersendiri bagi Bowo dan Titik. Setelah mereka berpacaran selama 2 tahun lamanya. Hingga pernikahan menyatukan mereka. Keduanya hidup rukun dan harmonis.
Pertemuan Bowo dan Titik berawal dari papi Bowo. Pak Mitro adalah dosen Titik saat itu. Beliau merupakan seorang pakar ekonomi. Sejak melihat putranya dekat dengan Titik. Pak Mitro meminta Bowo untuk serius pada Titik. Sebab ia tahu siapa bapak Titik. Yang langsung di amini oleh Bowo saat itu. Sehingga papinya langsung meminta Bowo untuk melamar Titik. Dan mereka pun menikah di tahun 1983. Lalu mereka hidup rukun dan sangat bahagia. Namun cinta mereka tak berjalan mulus begitu saja. Karna ujian berat cinta mereka baru saja dimulai. Disaat Bowo menjadi seorang jendral bintang dua Bowo saat itu Bowo memimpin 11 ribu pasukan khusus di jakarta. Dan saat itu. ibu Tien ibu Titik sudah tiada. Meninggal dunia karna penyakit jantung. Saat itu ibu Tien meminta pada pak Harto. Untuk tidak mencalonkan diri lagi. Karna sudah tua. Namun pak Harto tidak menurutinya.
Apalagi hubungan antara pak Mitro dan pak Harto saat itu sedang tidak harmonis. Karna Ppak Mitro sering mengkritik besannya itu. Karna ada kebocoran 30 persen uang pembagunan di korupsi para petinggi pak Harto. Yang membuat pak Harto marah besar pada besannya itu
Selang dua tahun setelah ibu Tien meninggal. Banyak hal hal janggal terjadi.
" Bowo berhati hatilah nak. Orang bilang wanita yang kuat itu membawa wahyu. Ibu mertua mu sudah meninggal nak, pasti akan ada kejadian yamg tidak mengenakan nanti akan mengusik kalian" kata seseorang
" Apa iya paman ?" Kata Bowo tak mengerti tentang masalah itu.
" Entahlah, tapi ini ujian yang sangat berat untukmu," kata orang itu. Sambil menarik nafas dalam.
Dan benar saja. Suatu hari Bowo sudah menjadi pangkostrad di institusinya. Atasannya memerintahkan semua para jendral untuk pergi ke Malang. keluar dari jakarta. Untuk mengadakan rapat disana. Itu sempat membuat Bowo menjadi bingung. Karna ia hanya berdua temannya saja. Yang di suruh bertugas memimpin pasukan selama di jakarta. Yang saat itu sedang ada issue memanas tentang demo mahasiswa.
Bowo yang ingin pulang dan masuk ke rumah mertuanya. Tiba tiba saja. Di teriaki adik bungsu istrinya.
" Kau pengkhianat !! Jangan injakan kaki mu lagi di rumah ini," kata Mamik menujuk ke wajah Bowo. Yang membuat Bowo sangat kaget dan begitu juga kakak iparnya. Yang menudingnya sebagai sorang pecundang.
Bowo tidak sempat bicara apapun. Ia hanya sempat melihat istrinya menangis dalam diam. Di ujung ruangan tanpa suara. Ketika melihat Bowo di usir oleh keluarganya.
" Singkirkan pengkhianat itu. Dan kau tinggalkan pengkhianat itu Jangan pernah temui dia lagi!!" Kata pak Harto saat itu.
Membuat Titik menangis sejadi jadinya. Lalu berlari kedalam kamar. Sedangkan Bowo diam pergi meninggalkan rumah mertuanya itu.
Bowo pun bertanya tanya dalam hati. Ada apa sebenarnya. Sungguh ia sakit hati dengan perlakuan yang ia dapatkan hari ini. Padahal ia orang yang paling royal membela mertuanya selama ini. Tapi nyatanya ia di tuduh sebagai pengkhianat oleh mertuanya sendiri. Dan setelah kejadian itu. Bowo di copot dari jabatannya. Dan di tugaskan ke Bandung.
" Baru kali ini aku di permalukan institusi ku sendiri. Dan istriku saja yang ketua persit belum sempat serah terima jabatan." Kata Bowo bercerita pasa Somargono sahabatnya.