Jodoh, rezeki, dan maut memang bukan kuasa manusia. Manusia hanya menjalankan kehidupan sesuai dengan fitrahnya, untuk mengabdi dan beribadah kepadanya. Tidak satu pun manusia yang tahu seperti apa rencana Tuhan terhadap dirinya, begitu juga Seruni. Tidak pernah menyangka kalau Tuhan mengirimkan Grasto untuknya. Seruni mengenang kembali saat-awal kenal dengan Grasto, dia hanyut dalam lamunannya.
Flash back
Seruni sedang berdiri dipinggir jalan disekitar lintas melawai, sementara disudut jalan lain beberapa wanita jalanan juga sedang menyetop mobil yang lalu lalang disekitarnya, sebuah taksi berhenti persis didepan Seruni, kaca jendela belakang taksi terbuka, seorang laki-laki ganteng, perlente menyapa Seruni...
"Hai, selamat malam, jalan yuk?
Seruni agak kaget juga melihat laki-laki tersebut, karena jarang dia ketemu pelanggan yang keren seperti itu, karena tarip mereka yang praktek dijalan itu tergolong murah.
"Malam juga, emang mau kemana?
"Yah, kamu ikut aja dulu, ntar baru kita atur ya"
Laki-laki itu begitu ramah, kelihatannya gak reseh lagi, dalam hati Seruni. Serunipun segera masuk ketaksi, taksipun segera meninggalkan jalan melawai. Dalam taksi laki-laki itu membuka pembicaraan duluan sambil memperkenalkan diri.
"Nama saya Grasto, kamu siapa?
"Aku Seruni mas, panggil aja runi, kita mau kemana mas? tapi maaf sebelumnya aku gak bisa lama-lama, sebelum jam 12 aku sudah harus pulang"
"Ow gak papa, bisa kok, aku juga gak mau lama-lama, paling juga satu dua jam aja, kita chek in ya?
"Ya, boleh" sebagai seorang pelacur, tawaran seperti itu hal yang biasa bagi Seruni.
Runi terus memandangi Grasto, dia gak habis pikir, kok ada ya laki-laki seperti ini mau nyari perempuan di jalanan.
"Kenapa kamu mandang aku kayak gitu? kamu takut ya? takut aku jahatin"
"Gak, masak takut sih, emang mas jahat? masak sih? aku cuma gak percaya aja, kok mas cari perempuan dijalanan"
"Aku tadi lagi iseng, pas aku lewat di melawai aku lihat kamu, terus aku suruh abang supir taksinya muter balik, ya aku samperin kamu deh"
"Loh, kan disana banyak juga yang lain?
"Ya sih, tapi kamu sendirian, makanya aku mau, kamu sudah lama nongkrong disana?