Cinta Seruni bukanlah cinta biasa, dia sudah siap menerima segala kenyataan yang akan dihadapinya, baik atau buruk sekalipun, dia sudah persiapkan mental untuk menerima segalanya, itulah yang membuat seruni pantas untuk di Cinta.
Seruni sedang makan malam sendirian dimeja makan, dimana mereka sering makan berdua, seruni tetap siapkan piring buat Grasto, sekalipun grasto tidak ada, dia berkhayal grasto ada didepannya. Tiba-tiba seruni begitu terkejut melihat Grasto berdiri disampingnya, terus merangkulnya dari belakang, seruni segera berdiri, membalas pelukan grasto.
"Mas, benerkah ini kamu mas" Grasto hanya terdiam.
"Mas, ataukah aku cuma mimpi?
Grasto masih terdiam, Seruni mencoba mengguncang tubuh grasto, tapi grasto tetap terdiam. Grasto membopong seruni dan membawanya menuju kekamar, seruni merasa aneh dengan semua keadaan itu, tapi ia cuma bisa mengikuti apa yang diinginkan Grasto, Grasto begitu agresif, sudah sekian lama mereka kenal baru kali ini Grasto bersikap demikian, seruni hampir tidak percaya kalau yang hadir malam ini adalah Grasto, seruni begitu kasmaran dibuatnya, grasto begitu mengagungkan percintaannya malam itu, mereka berasyik masyuk melepaskan segala kerinduan.
Seruni terbangun dari tidurnya, dia baru sadar kalau Grasto datang itu hanya dalam mimpi, tapi seperti bukan dalam mimipi, hal inilah yang membuat dia yakin bahwa grasto itu masih ada, dan tetap menunggu sampai dia benar-benar datang.
Seruni masih dalam penantiannya, dia sangat yakin kalau Grasto masih ada dan selamat dari kecelakaan tersebut, karena dia sama sekali tidak ada pirasat buruk yang menghinggap dibenaknya, kadang-kadang terasa grasto ada didekatnya, memeluknya dan menedekapnya dengan penuh kehangatan, bagi seruni itu semua sudah cukup, dia cuma butuh grasto, laki-laki yang pintar dan baik hati itu.
Hari-demi hari Seruni hanya menanti Grasto, terus mencari imformasi tentang grasto, dari kalangan parlemen dia juga belum mendapat berita apa-apa, dalam kesabarannya seruni terus bermunajat, kalau seandainya Grasto memang masih hidup, dia ingin segera di peristri grasto, dia tidak ingin lagi berpisah dengan grasto. Hari-hari seruni hanya diisinya dengan penantian, dia terus berdoa agar grasto masih selamat.
1 Minggu sudah berlalu
Tanda-tanda kehidupan Grasto belum juga seruni temukan, seruni semakin gelisah, kerinduannya pada Grasto semakin membuncah, entah sudah berapa banyak air mata yang dia tumpahkan, menahan kesedihan demi kesedihan, bayangan kebahagiaan itu sedikit demi sedikit sudah pula mulai menghilang.
Seruni masih melamun sendiri di taman belakang rumahnya, dia larut dalam kesedihan, harapannya terhadap kembalinya Grasto sudah semakin menipis, tidak ada kabar tentang Grasto, berita tentang jatuhnya pesawat itupun sudah tidak lagi ddisiarkan. Media arus utama juga tidak lagi memberitakan tentang jatuhnya pesawat tersebut
Tiba-tiba ada langkah kaki yang mendekat kearah Seruni, dia sama sekali tidak menyadarinya, langkah itu semakin dekat, dan langsung menyergap Seruni dari belakang, memeluknya dan mencumbui Seruni, Seruni betul-betul dibikin gelagapan, hampir saja berteriak meminta tolong, begitu dia berbalik badan betapa kagetnya dia, orang yang memeluknya itu adalah Grasto, Seruni tidak kuat menahan haru, dia langsung menghamburkan dirinya kepelukan Grasto,