Pagi baru saja beranjak pergi, mentari merangas menerpa celah jendela. Seruni baru saja melepas kepergian Grasto, masih terasa hangat kecupan dikeningnya. Seruni termanggu sendiri mengenang masa-masa yang begitu indah dengan Grasto suaminya.
Sudah lewat 1bulan Seruni dipersunting Grasto, seorang Senator muda yang ganteng dan berotak cemerlang, jauh dari citra buruk seperti senator pada umumnya, namun Seruni belum dianugerahi seorang momongan, sehingga hari-hari Seruni terasa sangat sepi.
Seruni baru saja selesai sholat Ashar. Sudah menjadi kebiasaannya, setiap Grasto beraktifitas dikantor, Seruni pun tetap sibuk dengan berbagai aktivitas dirumah, pamali menurutnya saat suami bekerja dia tidur siang dirumah.
Tiba-tiba bell rumahnya berbunyi, karena memang rumah Seruni dikomplek perumahan senator, yang tidak menggunakan pagar, sehingga tamu bisa langsung menuju pintu masuk. Seruni sejenak berpikir, siapa siang-siang berkunjung kerumahnya, namun semua pikiran tersebut buru-buru ditepisnya.
Seruni langsung membuka pintu, dihadapannya berdiri seorang Laki-laki dengan dandanan Metroseksual, sangat perlente sambil membawa sebuah tas tangan warna Biru telur Asin.
"Maaf, mas mau ketemu siapa ya"
"Menurut nyonya, maaf eike panggil yey nyonya ya, tepatnya nyonya Grasto, bukan begitu?
"Mau Panggil Runi juga boleh, mas belum jawab pertanyaan saya"
"Gak usah jelaskan nama yey, eike sudah tahu semua tentang yey, juga latar belakang kehidupan yey
"Maaf, mas ini siapa, ada perlu apa dan mau ketemu siapa?
Seruni masih menahan kemarahan yang mulai membuncah, dan dadanyapun sudah mulai terasa sesak.
"Tidak perlu eike jelaskan siapa eike, kalau itu nantinya membuat yey sakit, dike hanya ingin ketemu suami Anda yet"
"Suami saya gak ada dirumah, kenapa gak cari dia di senayan? kan sekarang jam kerja"
"Ow yey terganggu dengan kedatangan eike ya? Almo semakin membuat Seruni kesal
"Maaf, saya tidak biasa menerima kedatangan laki-laki, disaat suami saya tidak dirumah" Seruni mulai bersikap tegas
"Okey, jangan kuatir, eike akan segera pergi, tolong kasih tahu Grasto tadi Almo datang, eike adalah masalalu suami yey"
Almo segera masuk ke Mobilnya, dan segera berlalu dari pandangan Seruni. Seruni segara masuk dan menutup pintu, begitu pintu tertutup, Seruni bersandar dibelakang pintu, pikirannya nanar, membayangkan apa yang akan terjadi.
***
Malam sudah larut saat Mobil grasto baru saja masuk halaman rumahnya. Seruni bergegas membuka pintu, namun dia lupa menghapus air matanya. Grasto melihat ada perubahan penyambutan dari seruni, tidak seperti biasanya.