Cinta Seorang Politisi pada Pelacurnya

Aji Najiullah Thaib
Chapter #9

Diciduk KPK

Mobil Grasto baru saja memasuki halaman rumahnya, seperti biasa Seruni menunggunya didepan pintu, begitu Grasto mendekat dia langsung rengkuh dan peluk Grasto. Seruni tahu betul suaminya sangat butuh itu disaat dilanda banyak masalah.

Seruni mengarahkan Grasto untuk duduk disofa, segelas air putih sudah tersedia diatas meja. Seruni mengambilnya dan menyuruh Grasto untuk minum, Grasto pun meminumnya sampai tuntas. Seruni merengkuh kepala Grasto kepangkuannya, dan membelai dengan lembut rambut Grasto.

Seruni mencium bagian leher Grasto dengan lembut dan penuh perasaan, tetiba Grasto merespon ciuman tersebut dengan sangat agresif. Grasto menggendong Seruni kekamar, dikamar Grasto dan Seruni kembali menumpah hasratnya, seakan-akan memagut rindu yang begitu dalam.

Diluar dugaan, Grasto mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami, keduanya terkulai lemas seakan-akan tak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Seruni yang begitu puas, namun hatinya begitu gundah, karena selama pernikahannya baru kali ini terjadi.

"Mas, ternyata kamu bisa"

"Ya runi, mas juga gak ngerti, bisa begitu terpancing saat kamu mengecup leher mas dengan lembut"

Grasto memeluk seruni dengan hangat, Seruni matanya basah, dia kembali teringat ucapan Nancy, namun dia tidak ingin menumpahkan kekesalannya terhadap Grasto disaat kebahagiaan yang baru ia rasakan.

***

"Mas, kayaknya misi kita menyeret Grasto dalam pusaran masalahmu bisa gagal"

"Kenapa kamu pesimis gitu? mas percaya kamu mampu melakukan semua tugas yang mas berikan, mas pulang dulu ya, udah larut malam nih"

***

Grasto sedang sarapan pagi ditemani Seruni

"Habis sarapan jangan lupa sholat Dhuha dulu ya mas, aku mau beres-beres dibelakang dulu"

"Ya Runi"

Grasto ada merasakan sesuatu yang berubah dari Seruni, biasanya dia selalu menemani Grasto sampai selesai sarapan. Selesai menunaikan sholat Dhuha, Grasto menghampiri Seruni didapur, dia peluk seruni dengan mesra dari belakang.

"Sayang, kamu ada masalah apa? ngomong dong"

"Nanti aja mas kalau saatnya sudah tepat, kamukan lagi menghadapi banyak masalah, aku gak mau nambah beban mas"

"Tapikan, yang seperti ini harus kita tuntaskan segera runi, aku gak mau kamu terbebani masalah mas"

Keduanya kembali terdiam, airmata mengembang dimata Seruni, begitu berat dia ingin mengatakan sesuatu, dia tidak ingin Grasto menjadi tidak tenang saat berangkat kekantor. Tapi kalau pun tidak dia katakan, tetap saja akan menjadi beban pikiran suaminya. Karena dia sangat memahami sifat Grasto kalau ada persoalan yang masih mengganjal dihatinya.

Lihat selengkapnya