Tidak lama setelah Grasto berangkat kerja, Seruni pun pergi kedokter untuk memeriksa kandungannya. Seruni sudah bisa menerima dengan ikhlas kehamilannya, setelah mendapat support dari Grasto.
Dari dokter Seruni juga mendapat advis, agar memerdekakan diri dari berbagai pikiran negatif. Selama masa kehamilan, harus berusaha untuk menjaga ketenangan pikiran, membebaskan diri dari berbagai tekanan, karena masa awal kehamilan dianggap rawan.
"Ibu harus banyak relaksasi ya, terutama pikirannya"
"Maksudnya gimana dok? Tanya Seruni pada dokter
" Ya harus membebaskan pikirannya, dari berbagai tekanan"
"Yang jelas tidak boleh stress, karena sangat berpengaruh pada janin nantinya"
Setelah konsultasi dengan dokter kandungan, Seruni mampir ke supermarket, untuk membeli berbagai kebutuhan bulanan di rumah. Setelah dari supermarket, Seruni langsung pulang ke rumah.
Sampai di rumah, Seruni menurunkan barang belanjaannya dari bagasi mobil. Namun ketika dia ingin membuka pintu rumah, dengan memutar kuncinya, ternyata pintu rumahnya tidak terkunci. Padahal, ketika pergi ke dokter, Seruni ingat dia sudah mengunci pintu rumahnya.
Seruni perlahan-lahan mendorong pintunya, dia mulai sedikit curiga ada orang yang sudah masuk kerumahnya. Begitu dia menuju keruang tengah, dia kaget melihat Karta lagi menonton TV,
"Kang Karta kok bisa masuk rumah saya?
" Ya bisalah, itu kan soal gampang Runi, apa sih yang gak bisa akang buka" Jawab Karta dengan santainya
"Kang Karta mau ngapain datang kesini?
" Akang mau tahu kabar kehamilan kamu Runi, biar bagaimana pun itu anak kita"
Seruni mulai kesal mendengar pengakuan Karta, namun dia ingat pesan dokter dan Grasto, agar bisa menjaga ketenangan pikirannya.