Setelah kurang lebih satu jam ditangani dokter, ada tanda-tanda Grasto siuman. Hal itu terlihat dari alat detak jantung yang terlihat normal, dan tensinya juga begitu. Grasto perlahan-lahan membuka matanya, dia agak kaget begitu mengetahui ada dirumah sakit. Dimas yang ada diruang IGD, segera menghampiri Grasto,
"Alhamdulillah, bapak sudah siuman"
"Kenapa saya dim? Kok saya ada dirumah sakit, mbak Runi mana?
" Bapak tadi dibawa kerumah sakit oleh Ibu dan pak Todhy, bapak pingsan"
"Ibu ada diluar dengan pak Todhy, saya segera panggilkan pak"
Dimas segera menghampiri Seruni dan Todhy di ruang tunggu IGD, Seruni dan Todhy saat itu sedang berbincang-bincang tentang Bagas, yang kasusnya masih menunggu klarifikasi Grasto.
"Pak Grasto sudah siuman bu"
"Alhamdulillah, semoga mas Grasto gak apa-apa ya mas Todhy"
Seruni dan Todhy segera menemui Grasto di ruang IGD, Grasto sudah melek, dan sudah ngobrol dengan dokter,
Begitu sampai di ruang IGD, Seruni langsung mencium Grasto, airmatanya berlinang, ada perasaan sedih, ada juga bahagia, karena Grasto terlihat segar bugar seperti sedia kala.
"Alhamdulillah mas kamu sudah siuman, kami begitu cemas melihat keadaan mas"
"Apa yang saya alami Runi, kok saya sampai dibawa kerumah sakit?
"Mas tertidur, dari siang sampai malam, dan gak bangun-bangun, aku sampai telepon mas Todhy"
"Ya Gras, kami kuatir kami kenapa-napa, karena kamu tidur gak bangun-bangun"
Dokter membolehkan malam itu juga Grasto dibawa pulang, karena secara medis Grasto sehat, gak ada masalah atau pun penyakit. Namun Todhy menyarankan agar malam itu Grasto istirahat dulu dirumah sakit, besok pagi baru dibawa pulang.
Grasto cerita apa yang dialaminya selama dia tidak sadarkan diri, dia merasa ada di alam lain, dan dia bertemu dengan saudara dan teman-temannya yang sudah meninggal. Mendengar cerita Grasto, Seruni malah mencemaskan sesuatu, dia mempunyai pirasat yang kurang bagus,