Cinta Sewindu

Amelia Rasyid
Chapter #11

"Perpisahan Pertamaku" dengan Biru

Sabtu pagi tepat pukul 05.30 WIB, aku sudah menunggu Kak Odi di ruang tamu. Sepanjang malam tidurku tidak begitu nyenyak. Aku serasa telah berbuat salah pada Biru. (Tapi aku juga ng'ga tau aku salah apa ya..?)


Buk, buk, buk, terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku dengan kencang. "Mel'..! Mel'..! Oi.. udah bangun belom loe??? Buruan!"

Lalu aku pun menjawabnya dengan berteriak dari ruang tamu, "Apaan Kaaakkk...? Gue udah nungguin loe dari tadi di sini".

Lalu Kak Odi pun bergegas berjalan ke ruang tamu, "Tumben kebo jam segini udah cakep?, biasanya masih molor. Ahahahahahaha.."

"Iiihhh... Bawel ah. Ayok! Kita mau bareng Pak Triman ng'ga?"

"Ng'ga usah. Pake motor gue aja biar cepet".

 

--------------------


Sesampainya di lapangan, kulihat sesosok orang yang kukenal melambai ke arah kami.


"Hai Amel.. Ikut juga?", sapa orang itu.

"Eh ada Kak' Irza juga. Halo Kak', apa kabar?" (Duh... Ng'ga salah gue ikut, ada pemandangan bagus. Hehe..)

"Iya donk' gue ikut, kata Odi mau ada pacarnya Amel juga. Jadi gue makin penasaran, iya ng'ga Di'?" (sambil tertawa jahil)

"Hahaha.. udah-udah. Yuk mulai streching dulu, kayanya Si Biru agak telat deh'.."

"Amel mau ikutan main juga?"

"Ah ng'ga Kak', Amel tunggu di bangku penonton.."


Lalu Kak Odi dan Kak Irza pun mulai dengan berlari-lari kecil di seputar lapangan. Di lapangan itu selain mereka sudah ada beberapa orang lain yang latihan jadi lumayan ramai.

"Bang' Bubur Ayam 1 yah'? Sambelnya dipisah di sendoknya.."

"Iya Neng'.."


Yang lain sibuk latihan dan aku pun sibuk makan (hehe). Mungkin karna terlalu nervous dan tidur yang tidak nyenyak, perutku sedari tadi berangkat sudah keroncongan. Setelah Bubur Ayamku jadi, aku pun berjalan menuju bangku penonton yang agak dekat dengan tempat latihan Kak Odi.


"Ssshhhaaahhh... Buset pedes banget nih' buburnya", dan aku pun lupa untuk membeli minum.

"Nih'..", tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan es teh manis ke arahku.


Tanpa berpikir panjang karna pedasnya, langsung kuraih dan kuminum. "Thanks yaa, loe tau a..." (betapa kagetnya ternyata es teh manis itu...)

"Hai Amel.." (sambil senyum)

"Raka? Loe ngapain di sini???", lalu aku pun terbatuk-batuk karna tersedak.

Dia pun dengan sigap menepuk-nepuk punggungku sambil tertawa, "Ahahahahahaha.. kenapa emang Mel'? Raka ng'ga boleh ke sini yah'?"

"Hah'? Oh.. bukan gitu.. ng'ga juga sih'.." (Duuuhhh... Gue mau ngomong apa sih'???)

"Raka emang sering ke sini sama adik-adik. Tuh' mereka lagi pada di sana", dia menunjuk 2 orang adiknya yang kemudian melambai ke arahku. Dan aku pun langsung membalas senyumannya.


Melihat aku didekati oleh laki-laki yang belum dikenalnya, Kak Odi pun langsung menghampiri kami. "Kenapa Mel'? Ada yang gangguin loe?"

"Eh.. bukan, bukan. Kenalin Kak' ini Raka temenku"

Raka pun menyodorkan tangannya, "Hai, Raka".

 

Kak Odi pun meraih jabatan tangan Raka, "Oh ini toh pacar barunya Amel (sambil tertawa jahil). Kenalin gue Odi, kakaknya Amel".

"Hah', gimana Kak'?", Raka pun agak terkejut.

"Ahahahahahaha.. ng'ga apa-apa (lalu kucubit tangan Kak Odi dengan kencangnya). Aduh, duh, buset nih' anak. Apaan sih' Mel'?"

"Kakak yang apa-apaan..?", sambil melotot aku ke arahnya.

"Za' sini Za, kenalin nih' Raka pacar barunya Si Amel. Hahaha.."

Lalu Kak Irza pun berlari ke arah kami sambil langsung mengajak bersalaman, "Hai, Irza".

"Hai Kak', kenalin saya Raka.."

"Pacarnya Amel banyak amat yah'.." (sambil tertawa jahil)

"Idiiihhh... Kak Irza jangan ikut-ikutan deh'!"


--------------------


"Kak' Odi!", tiba-tiba ada orang yang memanggil dari kejauhan.

Lalu Kak Odi pun menoleh ke belakang, "Eh Biru!"

"Waduh Mel', pacar loe yang satu lagi dateng tuh'. Hahaha..", dan Kak Irza pun semakin menyindirku.


Saat ini aku pun tidak berani membalas ucapan jahilnya. Jantungku berdegup sangat kencang sekali. Bingung, nervous daaannn..ditambah Raka juga ikut-ikutan ada di sini. (Aaarrrggghhh Tuhan, gue kabur aja apa sekarang???)


"Wah, udah ngumpul semua yah'. Hai Ka', loe di sini juga? Mau main juga?"

"Ng'ga Ru, Si Raka cuma mau nemenin Amel doank'..(sambil tertawa jahil) Iya kan Ka'?"

Aku pun hanya bisa terdiam, melotot ke arah Kak Odi dan menunggu apa yang akan dikatakan Raka.


"Hahaha.. apaan sih' Kak, dari tadi pacar melulu. Nanti Biru marah loh'.. Hai Ru, apa kabar? Gue tadi kebetulan lagi main di sini aja kok'. Yuk ah gue mau lanjut dulu. Duluan ya semua..", Raka pun pergi sambil melambaikan tangan.

"Oke Ka, nice to meet you. Kapan-kapan main bareng juga yah'..", Kak Odi pun melambaikan tangan padanya.

Biru sudah berdiri tepat di belakangku, tapi aku tetap tidak berani menoleh duluan.


"Mel'..", dia pun menepuk pundakku duluan.

Aku pun mau tidak mau jadi menoleh ke arahnya, "Hh Hh Hai..", terbata-bata aku menjawabnya ditambah senyum yang sedikit memaksa.

"Tuh' buburnya belom habis, lanjutin dulu makannya.."

"Oh iya ya.. Iya Ru, Amel lanjutin makan yaa.."


Aku pun kembali duduk dan mulai menghabiskan Bubur Ayamku. Tiba-tiba saja aku tidak merasakan pedasnya Bubur Ayam. Sambil makan aku menatap Biru yang asyik main basket dengan Kak Odi dan Kak Irza. Dalam hatiku pun berkata, (Mel' kok loe bego banget sih' bisa ng'ga suka sama Biru?), Biru yang baik, hangat, selalu berhasil buat hatiku nyaman, always there for me dan honestly dia lebih ganteng kalau dibanding Raka. (Hhh... Loe kenapa sih' Mel.. Mel..), di tengah-tengah lamunanku tiba-tiba ..


"Mel' Amel!! Woi, Mel jangan bengong!", Kak Odi memanggilku dari kejauhan.

Aku pun tersadar, "Eh iya Kak'.. Kenapa Kak'?".

Lihat selengkapnya